Pabrik Pengolah Limbah Kelapa Siap Berdiri
13 Agustus 2012
Admin Website
Artikel
4768
PENAJAM.
Selama ini, biasanya sabut kelapa hanya terbuang menjadi limbah. Tanpa arti dan
manfaat sama sekali. Tapi siapa sangka, kalau kulit kelapa itu bisa diolah
menjadi barang industri bernilai ekonomi tinggi. Misalnya jadi bahan pengganti
busa atau gabus untuk jok mobil, bahan
springbed, atau peredam suara. Bahkan juga bisa dimanfaatkan kursi penumpang
pesawat.
Hal ini diungkapkan Jainuddin, warta RT 08 Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). "Selama ini kelapa yang banyak terdapat di Tanjung Tengah hanya diambil buahnya, setelah terlebih dahulu dikupas kulit luarnya. Lalu kulit luar yang berupa sabut itu hanya dibakar begitu saja tiap selesai panen kelapa. Padahal sabut kelapa jika diolah secara profesional, seratnya dapat menghasilkan berbagai produk ekonomis, yang sangat laku di pasar dunia," terang Jainuddin.
Menurutnya, sabut yang diurai terpisah antara serat dan serbuk yang disebut Cocofit ternyata banyak mengandung konsentrat, juga dapat dijadikan campuran pupuk untuk menyuburkan tanaman.
Jainuddin yang tercatat sebagai ketua Kelompok Tani Bina Bersama dan tergabung pula dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelapa Gading Kelurahan Tanjung Tengah itu mengaku, sangat prihatin melihat kondisi perekonomian di wilayah kelurahannya yang masyarakatnya terbilang masih hidup dalam serba kekurangan.
Untuk itu sebagai petani ia mengatakan, banyak hal yang dapat dilakukan untuk menyikapi kondisi hidup ini. Menurutnya rata-rata petani yang ada di Kabupaten PPU, kata dia, lebih banyak terbuang sia-sia, tanpa dimanfaatkan secara maksimal. Artinya, kata dia, sangat banyak hal yang dapat dilakukan untuk selalu berinovasi dalam mencapai kesejahteraan. Meski hanya dengan bertani, tidak harus selalu bergantung pada tawaran dan program-program pemerintah.
Ia mengaku beberapa waktu lalu telah melayangkan sejumlah proposal agar ada pihak yang bersedia menjadi investor yang mampu mendirikan pabrik pengolahan limbah kelapa berupa sabut kelapa tersebut. Dan saat ini, meski ia belum menyebut nama investor, akan tetapi sudah ada satu perusahaan besar yang beroperasi di daerah ini yang bersedia menjawab proposal yang diusulkannya itu.
"Sabut kelapa yang sepintas seperti barang tak berguna itu kini mulai saya kumpulkan, dan sudah ada satu perusahaan besar yang mulai melirik ide yang saya cetuskan. Insya Allah dalam waktu yang tidak lama lagi kita akan berdiri sebuah pabrik pengolah sabut kelapa yang menghasilkan produk bergengsi di daerah ini. Dan ini nantinya merupakan satu-satunya di Kaltim, sekaligus kita akan bangga karena daerah ini akan menghasilkan produk unggulan Kabupaten PPU yang akan menyerap banyak tenaga kerja. Sekaligus dapat pula meningkatkan dan mengangkat perekonomian warga PPU sendiri," urainya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 13 AGUSTUS 2012
Hal ini diungkapkan Jainuddin, warta RT 08 Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). "Selama ini kelapa yang banyak terdapat di Tanjung Tengah hanya diambil buahnya, setelah terlebih dahulu dikupas kulit luarnya. Lalu kulit luar yang berupa sabut itu hanya dibakar begitu saja tiap selesai panen kelapa. Padahal sabut kelapa jika diolah secara profesional, seratnya dapat menghasilkan berbagai produk ekonomis, yang sangat laku di pasar dunia," terang Jainuddin.
Menurutnya, sabut yang diurai terpisah antara serat dan serbuk yang disebut Cocofit ternyata banyak mengandung konsentrat, juga dapat dijadikan campuran pupuk untuk menyuburkan tanaman.
Jainuddin yang tercatat sebagai ketua Kelompok Tani Bina Bersama dan tergabung pula dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelapa Gading Kelurahan Tanjung Tengah itu mengaku, sangat prihatin melihat kondisi perekonomian di wilayah kelurahannya yang masyarakatnya terbilang masih hidup dalam serba kekurangan.
Untuk itu sebagai petani ia mengatakan, banyak hal yang dapat dilakukan untuk menyikapi kondisi hidup ini. Menurutnya rata-rata petani yang ada di Kabupaten PPU, kata dia, lebih banyak terbuang sia-sia, tanpa dimanfaatkan secara maksimal. Artinya, kata dia, sangat banyak hal yang dapat dilakukan untuk selalu berinovasi dalam mencapai kesejahteraan. Meski hanya dengan bertani, tidak harus selalu bergantung pada tawaran dan program-program pemerintah.
Ia mengaku beberapa waktu lalu telah melayangkan sejumlah proposal agar ada pihak yang bersedia menjadi investor yang mampu mendirikan pabrik pengolahan limbah kelapa berupa sabut kelapa tersebut. Dan saat ini, meski ia belum menyebut nama investor, akan tetapi sudah ada satu perusahaan besar yang beroperasi di daerah ini yang bersedia menjawab proposal yang diusulkannya itu.
"Sabut kelapa yang sepintas seperti barang tak berguna itu kini mulai saya kumpulkan, dan sudah ada satu perusahaan besar yang mulai melirik ide yang saya cetuskan. Insya Allah dalam waktu yang tidak lama lagi kita akan berdiri sebuah pabrik pengolah sabut kelapa yang menghasilkan produk bergengsi di daerah ini. Dan ini nantinya merupakan satu-satunya di Kaltim, sekaligus kita akan bangga karena daerah ini akan menghasilkan produk unggulan Kabupaten PPU yang akan menyerap banyak tenaga kerja. Sekaligus dapat pula meningkatkan dan mengangkat perekonomian warga PPU sendiri," urainya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 13 AGUSTUS 2012