(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Disbun Intensifkan Pengendalian Penyakit Busuk Buah Kakao

14 Juli 2022 Admin Website Berita Daerah 4414
Disbun Intensifkan Pengendalian Penyakit Busuk Buah Kakao

KEMBANG JANGGUT. Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim melalui unit pelaksana teknis dinas (UPTD) Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (P2TP) intensif melalukan kegiatan di tingkat lapang.

Salah satunya, pengendalian Penyakit Busuk Buah Kakao (BBK) secara terpadu di Kelompok Beringin Jaya Kecamatan Kembang Janggut Kabupaten Kutai Kartanegara selama dua hari (13-14 Juli).

"Kami intensifkan kegiatan pengendalian untuk komoditi Kakao khususnya penyakit busuk buah, terutama di lahan seluas 10 hektar," kata Kepala UPTD P2TP Disbun Kaltim Sopian, Kamis (14/7/2022).

Penyakit busuk buah kakao menurut dia, disebabkan jamur Phytophthora palmivora sebagai salah satu penyakit penting pada tanaman kakao yang menyebabkan kerugian berkisar antara 10-30 persen di seluruh dunia.

"Di Indonesia telah mengakibatkan kehilangan hasil 15 sampai 53 persen," sebutnya.

Sampai saat ini diakuinya, jamur patogen penyebab penyakit busuk buah kakao masih merupakan masalah krusial yang belum bisa dituntaskan.

Dijelaskannya, jamur jenis ini merupakan jamur dari kelas Oomycetes yang memiliki ciri-ciri morfologi miselium panjang dan berwarna putih dengan spora berbentuk seperti buah pir.

Jamur patogen ini dapat menyerang kakao pada berbagai tingkatan umur, mulai dari pembibitan sampai pada tanaman menghasilkan.

Intensitas serangan patogen ini disebutkannya, dapat mencapai 85 persen pada daerah-daerah yang mempunyai curah hujan tinggi.

"Patogen ini menyerang berbagai bagian tanaman kakao, meliputi daun, pangkal batang, batang, ranting, pucuk, bantalan bunga, dan buah," ungkapnya.

Karenanya, implementasi pengendalian penyakit BBK harus dilaksanakan secara terpadu dan UPTP P2TP melakukan uji komponen teknologi.

"Diharapkan mampu mengendalikan dan menurunkan intesitas serangan patogen, antara lain Sanitasi kebun," harapnya.

Ditambahkannya, langkah paling penting dalam upaya pengendalian penyakit secara terpadu adalah menghilangkan sumber inokulum patogen dari kebun.(yans/her/adpimprovkaltim)


SUMBER : SEKRETARIAT

Artikel Terkait