JAKARTA. Produksi biji kakao pada 2012 diprediksi hanya naik 10% dibandingkan
tahun ini, yakni hanya sekitar 500.000 ton. Penyebab terbesar adalah
faktor cuaca dan tidak jalannya program gerakan nasional kakao.
Seperti
diungkapkan Ketua Asosiasi Kakao Indonesia, Zulhefi Sikumbang, produksi
kakao nasional Indonesia pada 2012 diprediksi akan mencapai 500.000
ton.
"Jumlah ini naik 10% dari tahun 2011 yakni hanya 450.000
ton. Namun walau naik, produksi kakao Indonesia masih tercatat anjlok
karena pada 2010 produksi Indonesia mencapai 575.000 ton," kata Zulhefi,
kepada detikFinance, Sabtu (24/12/11).
Dalam
beberapa tahun terakhir, kata Zulhefi, produksi kakao petani sering
terhambat cuaca (anomali cuaca) yang menyebabkan serangan hama makin
dahsyat dan membuat pohon kakao berbuah sedikit.
"Selain anomali,
program pemerintah (Gerakan Nasional Kakao) yang membagikan bibit kakao
jenis Sumantik Embrio (SE) ke petani yang tanpa uji coba dahulu, dan
ternyata hasilnya gagal, banyak tanaman mati, buahnya sedikit dan petani
sendiri banyak yang menolak," ujarnya.
Bahkan dirinya menilai
gerakan nasional tersebut yang sudah berjalan selama 3 (tiga) tahun
tersebut gagal total dan tidak bermanfaat bagi petani.
"Gimana
mau berhasil, awal pembagian bibit SE tanpa dilakukan uji coba oleh
pemerintah, langsung dipakai dari bibit yang dikeluarkan nestle dari
Paris dan tidak ada sosialisasi ke petani, jadi sejak awal sistemnya
sudah salah, karena orientasinya hanya kepada proyek, yakni petani suruh
tanam dan harapannya produksi melonjak," jelasnya.
Menurut
Zulhefi, seharusnya pemerintah uji coba dahulu, jika berhasil,
sosialisasikan ke petani dan didampingi, baik cara menanam bibit ini,
mengolahnya dan sampai produksi.
"Itu yang bener, jangan
orientasinya pada proyek. Kalau kondisinya seperti sekarang ini, petani
yang rugi besar," tandas Zulhefi.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SENIN, 26 DESEMBER 2011