Jakarta -
Kinerja ekspor sawit Indonesia masih menunjukan kenaikan hingga 20%.
Meski saat ini sektor persawitan Indonesia masih didera isu kampanye
hitam seperti dalam kasus Sinarmas.
Wakil Menteri Perdagangan
Mahendra Siregar mengatakan selama Januari-Agustus 2010 nilai ekspor
sawit Indonesia mencapai US$ 6,7 miliar atau naik dari periode yang sama
tahun lalu yang hanya US$ 5,6 miliar.
"Ada peningkatan yang
signifikan sampai 20%. Pada akhir tahun diperkirakan akan menjadi yang
tertinggi jika tak ada perubahan yang signifikan," katanya di kantor
Kementerian Perdagangan, Jumat malam (1/10/2010).
Mahendra
menuturkan, mengenai masalah isu negatif terhadap sektor sawit
Indonesia, pemerintah akan mengedepankan aspek komitmen pada penciptaan
industri sawit yang berkelanjutan (sustainable).
Pemerintah tak
akan meladeni satu per satu terhadap serangan dari organisasi-organisasi
LSM lingkungan yang menebar kampanye hitam.
"Jadi bukan merespon pada satu, dua organisasi, tak bereaksi satu persatu," katanya.
Ia
menegaskan, pemerintah selain fokus pada upaya mendorong sustainable
industri sawit juga memikirkan strategi dalam mendongkrak ekspor sawit,
dan upaya hilirisasi produk sawit dan lain-lain.
"Dari pada bereaksi pada hal spesifik," katanya.
Berdasarkan
data yang dirilis Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI),
ekspor CPO dan produk turunannya bertambah sebesar 500.000 ton menjadi
1,72 juta ton pada Agustus dibandingkan bulan Juli yang sebesar 1,19
juta ton. Kenaikannya setara 44,3 persen.
Rata-rata terjadi
kenaikan volume ekspor ke negara yang menjadi pasar tradisional CPO
Indonesia antara lain China, Eropa, India, Pakistan dan Amerika Serikat.
Pada Agustus ini, volume ekspor CPO Indonesia ke India
meningkat cukup signifikan sebesar 725.973 ton dibandingkan Juli yang
berjumlah 448.94 ton.
Permintaan dari India lebih didominasi
minyak sawit mentah (CPO) yang berjumlah 556.944 ton. Sisanya berasal
dari produk turunan CPO 169.031 ton. Salah satu faktor pendorong
kenaikan ini akibat terjadinya banjir sehingga kebutuhan minyak makan
masyarakat India terus meningkat.
Begitupula dengan ekspor CPO
Indonesia ke Uni Eropa yang bertambah hingga 428.877 ton dari bulan Juli
sebesar 283.802 ton. Pembelian minyak sawit mentah mendominasi ekspor
yang mencapai 316.549 ton, disusul dengan RBD Palm Oil berjumlah 31.635
ton, RBD Olein sebesar 39.737 ton dan RBD Stearin 29.775 ton.
Sementara itu, pembelian CPO Indonesia oleh Cina juga bertambah menjadi 152.097 ton dari bulan Juli yang sebesar 107.499 ton.
"Diperkirakan
empat bulan mendatang, volume ekspor CPO Indonesia akan terus meningkat
karena akan dipengaruhi perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru,"
kata Direktur Eksekutif Fadhil Hasan.
DIKUTIP DARI DETIK, SABTU, 2 OKTOBER 2010