(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Cinta Cokelat Harus Dimulai Diri Sendiri

25 Juni 2011 Admin Website Artikel 2407

BANDUNG, KOMPAS.com. Konsumsi cokelat di Indonesia masih sangat rendah. Kecintaan pada cokelat haruslah dimulai dari diri kita sendiri.

"Bagaimana mungkin kita mengangkat garirah produktivitas industri hilir kakao, kalau kita sendiri dalam berbagai acara tidak membiasakan diri mengonsumsi produk berasal dari kakao," kata Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar dalam pencanangan Kebangkitan Industri Kakao dan Cokelat Nasional di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/6/2011).

Mahendra menyindir pelaksanaan pencanangan ini, karena sejak awal tidak ada hidangan yang berasal dari kakao. Boleh jadi, konsumsi cokelat di Indonesia pun sulit naik.

Menteri Perindustrian MS Hidayat juga menyatakan kegelisahannya. Padahal, Indonesia sudah masuk sebagai negara penghasil kakao ketiga terbesar di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana.

Pencanangan dihadiri pula Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Pieter Jasman, dan Ketua Pengusaha Industri Kakao dan Cokelat Indonesia (APIKCI) Sony Satari, dan Direktur Utama PT Ceres Yosep Tjoang, dan pengusaha kakao dan coklat lainnya. Dalam kesempatan itu, sebanyak 14 industri baik industri yang baru berinvestasi maupun melakukan perluasan diresmikan oleh Menperin MS Hidayat.

Konsumsi kakao olahan per tahun masih didominasi negara-negara Eropa, seperti Swiss sebesar 10,2 kilogram per kapita, Jerman 9 kilogram per kapita, Inggris 8,8 kilogram per kapita, sedangkan konsumsi kakao olahan di Indonesia masih sangat rendah yaitu sekitar 0,2 kilogram per kapita dan Malaysia mencapai 0,6 kilogram per kapita.

DIKUTIP DARI KOMPAS, JUMAT, 24 JUNI 2011

Artikel Terkait