RI Yakinkan AS Produk Sawit Penuhi Sertifikat RSPO
05 April 2011
Admin Website
Artikel
3680
Jakarta -
Indonesia mencoba meyakinkan pemerintah Amerika Serikat (AS) bahwa 1,5-2 juta ton minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) asal Indonesia sudah bersertifikat roundtable on sustainable palm oil (RSPO).
Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi di kantor kementrian Perekonomian usai bertemu Wamentan AS, Selasa (5/4/2011).
"Mereka menganggap sawit itu tidak sustainable, tapi sudah saya katakan 1,5 sampai 2 juta ton CPO Indonesia sudah under international lisence sustainable CPO, RSPO," katanya.
Bayu menambakan, selain memenuhi sertifkasi RSPO, pemerintah juga mengembangkan sertifikasi sawit lestari atau yang biasa disebut Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Ditambah lagi kita bangun fundamental dalam negeri dengan ISPO," tuturnya.
Bayu menegaskan, pemerintah Indonesia dapat meyakinkan perintah AS bahwa Indonesia serius dalam mengembangkan kelapa sawit. Saat ini, lanjut Bayu, ada perkembagan kebijakan baru di Amerika mengenai biofuel, pemerintah sedang mempelajari kebijakan tersebut.
"Tapi kita masih optimis bahwa CPO kita di Amerika akan cukup cerah dengan volume yang semakin besar," kata Bayu.
Dikatakannya juga, Indonesia akan memulai pembicaraan dengan pemerintah Amerika mengenai kerja sama teknologi transgenik. Pemerintah Indonesia akan terbuka dengan teknologi yang akan dikembangkan.
"Kita terbuka untuk semua teknologi tentu berikut memahami konsekuensi dan aspek safety yang harus dikembangkan bersama teknologi," katanya.
Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan sumber daya manusia dengan Amerika, salah satunya adalah pertukaran mahasiswa dan guru besar termasuk di bidang pertanian.
"Kita kerjasama dengan perguruan tinggi kita dan di Amerika, guru besar Indonesia ke sana dan guru besar Amerika ke sini begitu juga mahasiswa," ujarnya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 5 APRIL 2011
Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi di kantor kementrian Perekonomian usai bertemu Wamentan AS, Selasa (5/4/2011).
"Mereka menganggap sawit itu tidak sustainable, tapi sudah saya katakan 1,5 sampai 2 juta ton CPO Indonesia sudah under international lisence sustainable CPO, RSPO," katanya.
Bayu menambakan, selain memenuhi sertifkasi RSPO, pemerintah juga mengembangkan sertifikasi sawit lestari atau yang biasa disebut Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Ditambah lagi kita bangun fundamental dalam negeri dengan ISPO," tuturnya.
Bayu menegaskan, pemerintah Indonesia dapat meyakinkan perintah AS bahwa Indonesia serius dalam mengembangkan kelapa sawit. Saat ini, lanjut Bayu, ada perkembagan kebijakan baru di Amerika mengenai biofuel, pemerintah sedang mempelajari kebijakan tersebut.
"Tapi kita masih optimis bahwa CPO kita di Amerika akan cukup cerah dengan volume yang semakin besar," kata Bayu.
Dikatakannya juga, Indonesia akan memulai pembicaraan dengan pemerintah Amerika mengenai kerja sama teknologi transgenik. Pemerintah Indonesia akan terbuka dengan teknologi yang akan dikembangkan.
"Kita terbuka untuk semua teknologi tentu berikut memahami konsekuensi dan aspek safety yang harus dikembangkan bersama teknologi," katanya.
Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan sumber daya manusia dengan Amerika, salah satunya adalah pertukaran mahasiswa dan guru besar termasuk di bidang pertanian.
"Kita kerjasama dengan perguruan tinggi kita dan di Amerika, guru besar Indonesia ke sana dan guru besar Amerika ke sini begitu juga mahasiswa," ujarnya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 5 APRIL 2011