
PENAJAM. Permasalahan paling mendasar dalam kegiatan dan pengembangan pertanian
adalah ketersediaan air bagi lahan sawah dan ladang serta kebun petani.
Hal itu diungkapkan Bupati Penajam Paser Utara H Yusran Aspar saat
membuka Rembug Utama Pekan Daerah (Peda) Kontak Tani Nelayan Andalan
(KTNA) Kaltim 2016.
Rembug diikuti perwakilan KTNA provinsi aupun kabupaten dan kota serta
dihadiri Ketua KTNA Kaltim Hermanto dan Kepala BKPP Kabupaten PPU.
Ikut hadir Wakil Bupati PPU Mustaqim dan Plt Sekkab Thohir serta Kepala
Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Erwin Dharmawan selaku Koordinator
Seksi Rembug Utama.
Dalam kesempatan itu, Bupati meminta agar para peserta rembug mampu
membahas berbagai permasalahan terkait kegiatan dan pengembangan
pertanian di Kaltim.
"Setiap tahun kita selalu dihadapkan pada masalah ketersediaan air,
utamanya saat musim kemarau. Akibatnya, berimbas pada rendahnya produksi
bahkan gagal panen," kata Yusran Aspar di Ruang Serbaguna Kantor
Bupati, Senin (9/5).
Padahal lanjutnya, Kaltim memiliki banyak sungai yang tersebar dan
melintas di kabupaten dan kota. Namun dalam pengelolaannya masih
terkendala masalah kewenangan baik pemerintah pusat maupun provinsi.
Misalnya, Sungai Telake yang melintasi dua daerah yakni Kabupaten Paser
dan PPU yang merupakan sentra pertanian tanaman pangan di Kaltim.
Tetapi ujarnya, hingga saat ini masing perlu ketegasan dan koitmen yang
kuat dari pemerintah. Sebab, kewenangan berada di pusat dan provinsi
untuk pengelolaannya.
"Air inikan sumber kehidupan dan pertanian sangat memerlukan
ketersediaan yang cukup. Seharusnya pemerintah sudah menyadari ini dan
segera melakukan kegiatan sesuai kewenangannya baik provinsi maupun
pusat," jelasnya.
Dia menambahkan pihaknya sudah melakukan kewajiban dan dukungan secara
maksimal dengan memfasilitasi perencanaan dan memberikan informasi
objektif serta membuat kebijakan.(yans/es/humasprov)
SUMBER : BIRO HUMAS & PROTOKOL SETDAPROV. KALTIM