PENAJAM, KALTIM POST. Puluhan petani kelapa sawit di Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku,
Penajam Paser Utara mengeluh, karena hasil panen mereka membusuk akibat
kelamaan menunggu antrean masuk pabrik untuk diolah jadi crude palm oil ( CPO).
“Kelapa sawit milik saya sudah satu minggu ini
baru bisa masuk ke pabrik. Akibatnya, banyak yang busuk, dan harganya
jadi turun. Kami putus asa kalau terus-terusan begini,” kata Nurhadi,
ketua Kelompok Tani Sidodadi, Desa Bukit Raya, kemarin.
Tidak hanya puluhan ton hasil panen kelapa sawit
membusuk, Nurhadi juga mengungkapkan, karena busuk itu kelapa sawit
harus melalui sortir sehingga menyusut sampai 20-30 persen. Kondisi
seperti ini, ujar dia, juga memengaruhi tingkat beli tengkulak pada
tandan buah segar (TBS) petani.
Sampai kemarin, ujarnya, masih terjadi antrean
panjang TBS di pabrik pengolah di Sepaku. Ia memperkirakan kerugian
petani akibat hal ini semakin tinggi, karena semakin hari semakin
membusuk dan sortiran semakin tinggi presentasenya.
DIBAHAS DPRD
Anggota DPRD Penajam Paser Utara Musliman yang
tinggal di Sepaku saat dihubungi harian ini, kemarin, membenarkan
keluhan masyarakat petani itu. “Benar, kondisinya memang sudah pada
tingkat memprihatinkan sekali,” kata Musliman.
Ia berharap bisa membawa anggota DPRD yang lain
untuk meninjau langsung ke kebun petani, sehingga bisa mengambil sikap
bagaimana mengatasinya. “
Insya Allah besok (hari ini,
Red) saya akan membahas masalah ini dengan kawan-kawan di DPRD,” katanya.
Sebelumnya, Ketua DPD Asosiasi Pekebun Kelapa
Sawit Indonesia (Apkasindo) Penajam Paser Utara, Sunyoto mengungkapkan,
dalam tiga tahun terakhir ini, animo masyarakat di Penajam Paser Utara
untuk berkebun kelapa sawit cukup besar. Sebagian dari mereka telah
melakukan langkah dengan melakukan pembukaan lahan dan penanaman. Daya
tarik usaha kebun kelapa sawit juga memacu sebagian pekebun untuk
memiliki kebun yang luas.
“Sayangnya, ternyata tidak serta merta hal itu
meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit,” kata Sunyoto sembari
menambahkan, pihaknya segera menggelar pelatihan untuk petani kelapa
sawit dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan.
Kegiatan dijadwalkan pada 23 Oktober 2010 di
Kantor BPP Sepaku diikuti 50 orang pekebun, dan 24 Oktober 2010 di
Kantor Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam diikuti 50 pekebun dari
Waru, 50 pekebun dari Penajam, dan 50 pekebun dari Babulu. Totalnya
jumlah pekebun yang akan ikut kegiatan ini 150 peserta.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 21 OKTOBER 2010