
SANGATTA. Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kutim Akhmadi Baharuddin
memberikan apresiasi atas prestasi yang telah dicapai beberapa
perusahaan perkebunan di daerah ini. Baik di bidang pelestarian
lingkungan, ketenagakerjaan hingga pemberdayaan perempuan.
MENURUT Akhmadi, sebagian besar perusahaan yang berinvestasi
di Kutim tidak hanya semata-mata memikirkan keuntungan. Sebaliknya,
mereka juga ikut memikirkan peningkatan kesejahteraan masyarakat
sekitarnya dan lingkungannya agar tetap lestari dan asri.
"Pemkab Kutim melalui Dinas Perkebunan mengapresiasi setiap prestasi
yang diraih pihak perusahaan. Apalagi prestasi itu terkait erat dengan
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam
sekitar," katanya.
Apabila ditilik ke belakang, sesuai visi dan misi pembangunan Kabupaten
Kutim, pengembangan pertanian dalam arti luas mulai dari perikanan dan
kelautan, pertanian, peternakan, kehutanan dan perkebunan seluruhnya
memiliki tujuan menyejahterakan masyarakat daerah ini. Apabila semua
perusahaan dalam menjalankan kegiatannya selalu mengutamakan hal-hal
positif, tentu pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, perusahaan dimaksud sudah berjalan sesuai dengan apa
yang dilakukan pemerintah. Sebagai contoh, perusahaan perkebunan Teladan
Prima Group (TPG) berhasil mendapatkan sertifikasi Indonesian
Sustainable Palm Oil System (ISPO) dan sertifikat ISO 14001 dari LRQA.
Untuk meraih penghargaan itu tentunya bukan perkara yang mudah. Pihak
perusahaan dalam beroperasi harus senantiasa mengedepankan aspek
kelestarian lingkungan hidup, sehingga mendapat Proper Hijau pada tahun
2014.
Akhmadi berharap perusahaan perkebunan lain di Kutim dapat termotivasi
untuk melakukan hal yang sama atau bahkan lebih baik. Memberdayakan
elemen masyarakat demi kesejahteraan warga, sehingga Kutim menjadi lebih
mandiri pada masa mendatang. Bisa dilakukan dengan cara memberdayakan
koperasi, tenaga kerja perempuan, menghidupkan industri, usaha dan
perekonomian lokal, hingga merealisasikan komitmen pembangunan kebun
sawit plasma untuk masyarakat yang kemudian dikelola secara kemitraan.
"Setiap perusahaan bisa melakukan terobosan dan program baru dengan
tujuan tetap untuk menyejahterakan masyarakat. Sehingga warga Kutim
tidak hanya menjadi penonton, melainkan turut terlibat langsung dalam
pembangunan ekonomi daerah dan pada akhirnya mendorong Kutim menjadi
daerah yang lebih mandiri," tegasnya. (kmf4/san/k11)
SUMBER : KALTITM POST, JUMAT, 24 OKTOBER 2014