Jakarta -
Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) mencatat ada 4 pabrik olahan
kakao yang belum juga beroperasi setelah keluarnya kebijakan pengenaan
pajak ekspor biji kakao 1 April 2010. Pabrik-pabrik itu sempat tutup
bertahun-tahun kekurangan pasokan bahan baku biji kakao karena ekspor
besar-besaran biji kakao sebelum adanya kebijakan tersebut.
"Hal
tersebut dikarenakan industri tersebut sudah berhenti terlalu lama
sehingga mengalami beberapa kendala internal," kata Ketua Umum AIKI
Pieter Jasman kepada detikFinance, Rabu (5/9/2011)
Ia
menjelaskan 4 pabrik olahan kakao masih memerlukan waktu untuk merekrut
karyawan. Mereka juga masih kesulitan mendapat pasokan listrik kembali
dari PLN dan masih melakukan perbaikan mesin-mesin yang sudah lama tak
beroperasi.
"Pabrik-pabrik itu ada di Surabaya, Kendari, Makassar, kapasitasnya berkisar dari 5.000 - 20.000 metrik ton per tahun," katanya.
Tercatat
hingga kini sudah ada 14 pabrik olahan kakao di Indonesia, diantaranya 4
pabrik belum beroperasi kembali. Sebanyak 10 pabrik sudah mulai pulih,
setelah ada 6 pabrik yang beroperasi kembali pasca pajak ekspor biji
kakao.
Menurutnya saat ini penyerapan biji kakao oleh industri
olahan dalam negeri terus meningkat. Misalnya pada 2010 lalu penyerapan
biji kakao oleh industri dalam negeri sudah mencapai sebesar 120.000 ton
dan tahun ini diperkirakan bisa mencapai 280.000 ton bahkan akan
mencapai 400.000 ton pada 2012.
Pasca kebijakan 2 bulan terakhir
telah ada 6 pabrik kakao yang kembali berproduksi yang sebelumnya mati
suri. Saat ini hanya 11 pabrik yang beroperasi termasuk 6 pabrik tadi
dari total 15 pabrik pengolahan kakao yang ada di Indonesia.
AIKI
juga mencatat akan ada 2 investasi baru di pabrik pengolahan biji kakao
di Indonesia yang berasal dari Malaysia dan Singapura. Indonesia
menjadi lirikan investasi pabrik olahan kakao karena memiliki produksi
kakao 500-600.000 ton per tahun.
Kebutuhan kakao dunia per
tahunnya mencapai hingga 3,5 juta ton dengan pertumbuhan permintaan
hingga 5% per tahun atau 175.000 ton per tahun.
Berdasarkan target pemerintah, hingga tahun 2020 produksi kakao Indonesia bisa mencapai 2 juta ton per tahun.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, RABU, 5 OKTOBER 2011