.jpg)
BARCELONA. Provinsi Kaltim yang berada dalam jantung Borneo memiliki peran yang besar dalam turut-serta mengurangi dampak perubahan iklim (climate change)
dunia. Hal tersebut terungkap dalam pertemuan dan dialog Gubernur
Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak pada Pertemuan Tahunan Forum Gubernur
untuk Perubahan Iklim dan Kehutanan (Governor’s Forum on Climate and
Forest – GCF) di Barcelona, Spanyol.
Gubernur Awang dalam pertemuan itu sebagai ketua delegasi dengan
anggota Prof Daddy Ruhiyat yang juga pakar kehutanan, Riza Indra Riadi
Kepala Badan Lingkungan Hidup, Muhammad Taufik Kadis Pekerjaan Umum dan
Niel Makinuddin dari lembaga swadaya pemerhati lingkungan hidup.
Pertemuan di hari ketiga pada 16 Juni 2015 bertempat di
Auditorium Cassa Mila di pusat kota Barcelona membahas beberapa agenda
antara lain; Pidato Tuan Rumah Catalonia dan para Gubernur anggota GCF
tentang komitmen, kemajuan dan aspirasi terkait upaya perlindungan hutan
dan antisipasi perubahan iklim global.
Umumnya para gubernur memberikan penekanan betapa penting kerja
bahu-membahu antara negara maju dan berkembang untuk menjawab persoalan
perlindungan hutan, perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Ke depan, kerjasama antara gubernur harus dikuatkan karena
mereka yang berada di ujung tombak bersama rakyatnya.
Para gubernur juga menyampaikan aspirasi agar bisa turut mewarnai
proses perundingan di tingkat kepalan egara (Convention on Parties atau
dikenaldengan COP) terkait isu perubahan iklim yang akan dilaksanakan di
Paris, Perancis pada 30 November – 11 Desember 2015 ini.
Persoalan lingkungan hidup dan perubahan iklim adalah persoalan yang
melewati batas-batas politik antarnegara. Sebagai contoh pencemaran
udara di satu daerah atau negara pasti akan dirasakan oleh daerah atau
negara lainnya. Lebih khusus lagi, pemanansan bumi dampaknya tidak hanya
dirasakan oleh satu negara saja.
Para gubernur juga menyampaikan tantangan dan kemajuan program di
masing-masing negara atau daerahnya. Khusus Kaltim, Gubernur Awang
Faroek menyampaikan beberapa pokok: Antara lain menyangkut isu perubahan
iklim dan pengurangan emisi karbon (REDD+) sudah secara resmi masuk
dalam dokumen RPJMD Kaltim 2013-2018 dan dalam rencana jangka panjang
Kaltim 2030.
"Strategi dan Kebijakan Kalimantan: pertama, transformas iekonomi
menuju ekonomi berbasiskan sumberdaya yang terbarukan. Kedua, upaya dan
kerjasama dalam pembangunan rendah emisi karbon; dan, ketiga dukungan
yang diperlukan dalam implementasi strategi pertumbuhan ekonom irendah
emisi karbon," kata Gubernur.
Kaltim ujar Gubernur, telah melalui fase pertumbuhan ekonomi yang naik
turun selama beberapa dekade ini. Dalam rangka menyukseskan program
Pemerintah RI terkait pengurangan emisi, Kaltim telah mendeklarasikan
Kerangka Pembangunan Kaltim Hijau (Green Kaltim) dengan 3 sasaran utama:
yaitu; Strategi pertumbuhan ekonomi yang rendah emisi karbon, Rencana
Aksi Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca melalui Peraturan
Gubernur No 54 tahun 2012 dan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi untuk
Pengurangan Emisi dari kerusakan hutan dan lahan (REDD+).
"Dalam implementasi berbagai program dan aksi tersebut, Pemprov Kaltim
bekerjasama dan memperoleh dukungan dari berbagai fihak termasuk The
nature Conservany (TNC), WWF, GIZ, GGGI dan mitra lainnya. Para mitra
tersebut memberikan dukungan berharga dalam proses pengambilan keputusan
dan teknis implementasinya di berbagai daerah di Kaltim. Kerjasama ini
perlu diperkuat di masa mendatang Green Kaltim bisa benar-benar membawa
manfaat bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup," paparnya.
Di sela-sela pertemuan ini, Gubernur Kaltim juga diagendakan melakukan
dialog dan lobi dengan Perwakilan Pemerintah Norwegia dan Perwakilan
Pemerintah California. Dialog dan lobi menyangkut pembahasan program
terkin idan rencana Kaltim ke depan terkait upaya perlindungan hutan,
antisipasi perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Kemudian menyampaikan aspirasi agar negara-negara maju bisa memberikan
dukungan langsung ke provinsi yang benar-benar telah berkomitmen dan
bekerja serius dalam upaya menjawab perubahan iklim, serta perlunya
kerjasama lebih erat dalam implementasi berbagai program perlindungan
hutan dan upaya peningkatan ksejahteraan msyarakat.
Kedua perwakilan Pemerintahan tersebut tertarik dengan penjelasan
GubernurAwang Faorek dan akan ada komunikasi lebih lanjut untuk membahas
hal-hal lebih teknis.(hmsp/hmsprov)
Pertemuan dan dialog Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak pada
Pertemuan Tahunan Forum Gubernur untuk Perubahan Iklim dan Kehutanan
(Governor’s Forum on Climate and Forest – GCF) di Barcelona.
SUMBER : HUMAS DAN PROTOKOL PROV. KALTIM