(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

20 Tangki Timbun akan Dibangun di Maloy

03 Januari 2018 Admin Website Berita Daerah 2028
20 Tangki Timbun akan Dibangun di Maloy
SAMARINDA. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di Kutai Timur (Kutim) segera mendapat suntikan semangat baru. Pemerintah pusat memberi kabar tentang rencana sejumlah investor yang akan membangun 20 unit tangki timbun di kawasan industri itu. Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengungkapkan informasi ini disampaikan Menteri Perekonomian Darmin Nasution. Ditegaskan pula bahwa pusat 100 persen siap mendukung rencana ini.

"Pusat sudah mengonfirmasi pembangunan infrastruktur yang dibangun Pemprov Kaltim dan Kementerian PUPR di kawasan industri Maloy. Terbukti, ada 17 km jalan cor menuju kawasan tersebut. Kemudian, pembangunan CPO Terminal juga telah selesai dan pembangunan sarana air bersih sedang berlangsung. Karena itu, Insyaallah pusat juga akan dukung  rencana sejumlah investor membangun 20 tangki timbun di kawasan tersebut," kata Awang Faroek Ishak, Senin (1/1) kemarin.

Dengan dibangun 20 tangki timbun di KEK Maloy diharapkan dapat membantu pihak pengusaha perkebunan membangun industri hilirisasi, mulai margarin, minyak goreng, kosmetik, sabun hingga deterjen dan lainnya. Kehadiran Perda Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan juga diyakini Gubernur Awang Faroek mendukung sukses program ini. "Mohon doa rakyat Kaltim agar pembangunan kawasan industri dan tangki timbun ini dapat terwujud," jelasnya.

Secara khusus perda tersebut mewajibkan perusahaan perkebunan minimal 70 persen dari hasil produksi mereka diarahkan pada hilirisasi industri. Kondisi ini sangat sejalan dengan harapan Pemprov Kaltim agar ke depan pembangunan perkebunan maupun sektor pertambangan batu bara dan migas dapat diarahkan pada hilirisasi industri (pabrikasi/manufacturing).

"Kita sudah menyiapkan tiga kawasan industri. Mulai di Balikpapan dan Buluminung, Bontang dan KEK Maloy Sangatta yang sudah menjadi salah satu kawasan industri dan pelabuhan prioritas nasional. Karena itu, tidak ada lagi hasil produksi perkebunan, pertanian hingga batu bara dan migas diekspor mentah-mentah keluar daerah," tegas Awang. (jay/sul/humasprov)

SUMBER : SEKRETARIAT

Artikel Terkait