17 Perusahaan Sawit Minati KIPI Maloy
JAKARTA. Setidaknya 17 perusahaan
sawit menyatakan minat untuk berinvenstasi di Kawasan Industri dan Pelabuhan
Internasional (KIPI) Maloy di Kutai Timur. Dari 17 perusahaan tersebut dua
diantaranya telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pemprov Kaltim.
Hal itu disampaikan Gubernur Kaltim H Awang Faroek
Ishak saat melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha sawit di Jakarta,
Senin(24/2). Dua perusahaan yang melakukan penandatanganan nota kesepahaman di
bidang pengembangan integrasi sapi dan sawit yaitu PT Indonesia Plantation
Sinergi dan PT Bumi Palma Nugraha.
Awang mengatakan, pemerintah pusat telah menetapkan
Maloy sebagai klaster industri berbasis oleochemical. Pengembangan kawasan
tersebut pun masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Ekonomi Kalimantan sehingga mendapat dukungan
pemerintah pusat.
"Saat ini, Kementerian PU sudah membangun jalan akses
ke kawasan Maloy sepanjang 17 kilometer," sebut Awang.
Selain itu, pemerintah pusat melalui Kementerian
Perindustrian dan Perdagangan juga membangun tangki timbun minyak sawit (crude
palm oil/CPO) sebagai salah satu fasilitas di kawasan yang sangat prospektif di
masa depan.
Gubernur Awang Faroek berjanji akan memberikan
kemudahan perijinan kepada perusahaan yang mau berinvenstasi di Maloy dengan
dukungan semua unit kerja terkait. "Kami siap melayani anda, masalah
perijinan insyaallah kita selesaikan dalam satu minggu," ujarnya.
Terkait permasalahan status lahan yang banyak
dikeluhkan pengusaha, Awang mengatakan, telah menjalin kerjasama dengan Badan
Pertanahan Nasional (BPN) guna mempercepat proses sertifikasi lahan di kawasan
KIPI Maloy.
"Sejak 2013 lalu saya telah mengeluarkan moratorium
penerbitan izin perkebunan, pertambangan dan kehutanan. Kita evaluasi dan tata
kembali izin-izin yang bermasalah," kata Awang.
Di tempat yang sama, Komisaris PT Trinity Palmas
Plantation, Ahmad Manggabarani, mengakui sejumlah pengusaha sawit mulai
mengalihkan perhatian ke Maloy untuk mengembangkan usaha mereka. Hal itu
didasari perkembangan kawasan Maloy yang cukup cepat dan keseriusan dukungan
pusat.
"Dulu banyak yang berpikir ke Sei Mangke, tetapi masih
terkendala status lahan, sekarang banyak pengusaha mulai melirik Maloy," ungkap
Ahmad Manggabarani.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia
(GAPKI) Joefly Baroeny mengapresiasi langkah Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek
Ishak yang telah menargetkan sejuta hektare sawit pada 2013 hingga
membuat para pengusaha sawit bersemangat berinvestasi di Kaltim.
"Karenanya kita berharap pembangunan KIPI Maloy bisa
selesai sesuai rencana," imbuhnya.(gia/adv)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM