Etnawati : Curah Hujan Tinggi, Waspadai Serangan OPT
SAMARINDA. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur
(Disbun Kaltim), Ir. Etnawati, M.Si mengimbau kepada seluruh Kepala Disbun atau Dinas yang membidang Perkebunan di Kabupaten
/ Kota se Kaltim agar waspada terhadap serangan Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) akibat tingginya curah hujan di bulan Maret ini.
Etnawati mengatakan, hal tersebut mengacu pada surat Direktur Jenderal
Perkebunan Nomor 327/LB.130/E/2/2012 tanggal 17 Pebruari 2012 lalu, yang mana
menginformasikan analisis dan prakiraan musim hujan bulan Maret 2012 untuk
wilayah Kalimantan Timur.
"Melihat dari prakiraan tersebut, curah hujan dengan 201 - 300 mm sehingga
sifat hujan Atas Normal (AN) akan terjadi di sebagian besar Kalimantan Timur,
sedangkan sifat hujan Normal secara umum akan terjadi di sebagian besar Pulau
Kalimantan", jelasnya.
Menurut Etnawati, sehubungan dengan prakiraan dan sifat hujan tersebut, pihaknya telah menyurati Kepala Disbun atau Dinas yang membidang Perkebunan di Kabupaten / Kota se Kaltim untuk mengambil langkah - langkah antisipatif, diantaranya meningkatkan pengamatan terhadap serangan OPT dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya ledakan OPT tertentu, terutama dari golongan penyakit tumbuhan yang diakibatkan oleh cendawan / jamur akibat peningkatan kelembaban serta melakukan tindakan pencegahan / pengendaliannya sejak dini.
"Pihak kami telah menyurati pihak yang bersangkutan untuk dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan OPT, sehingga perlu mengambil langkah - langkah antisipatif dengan melakulan pengamatan serangan OPT untuk menghindari terjadinya ledakan OPT yang diakibatkan oleh cendawan ataupun jamur", ujarnya lagi.
Ditambahkannya, perlunya meningkatkan pemahaman di kalangan petani dalam mengatur sistem bercocok tanam yang sesuai dengan keadaan musim dan menggunakan bibit yang tahan akan serangan OPT tertentu pada musim hujan.
Selain itu, dengan sifat hujan Atas Normal (AN) tersebut, kewaspadaan
akan banjir dan longsor harus ditingkatkan sehingga perlunya pemahaman petani
dalam penerapan teknologi konservasi tanah dan air pada daerah perbukitan, diantaranya
pembuatan rorak dan terasering. Pengaturan sistem drainase di sekitar kebun
juga diperhatikan untuk menghindari genangan air. (rey)
SUMBER ; BIDANG PERLINDUNGAN