JAKARTA - Pekan Nasional (Penas) XIII Petani dan Nelayan yang
berlangusng setiap empat tahun sekali bukan kegiatan seremonial, tetapi
merupakan upaya meningkatkan pengetahuan dan tukar menukar teknologi
pertanian dalam arti luas dari seluruh Indonesia.
"Penas ini bukan acara seremonial atau hura-hura.Tetapi merupakan unjuk
kebolehan teknologi para petani dan nelayan seluruh Indonesia," kata
Sekretaris Penas XIII, Purwanto, pada siaran langsung, di TV One sesi
Coffe Break, Selasa (14/6), pukul 11.30 WIB yang dipandu Reporter
Irwanhardian.
Melalui ajang itu dihadapkan terjadi tukar menukar pengalaman dan
pengembangan teknologi antara petani dari penjuru tanah air sehingga
mampu mengembangkan teknologi pertanian dalam arti luas.
Purwanto mengatakan berbeda dengan pelaksanaan Penas sebelumnya yang
dilakukan dengan lokasi berbeda dengan jarak tertentu.
Penas XIII kali
ini terpusat pada satu lokasi, yakni di stadion Aji Imbut Tenggarong,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim.
Dalam lokasi tersebut juga disiapkan lahan untuk gelar teknologi
mencapai 25 hektare, sehingga petani bisa belajar sangat banyak, baik
soal pertanian, peternakan dan perikanan, perkebunan serta budidaya
bidang kehutanan.
"Dari Penas ini kita berharap akan terjadi peningkatan pengetahuan
teknologi pertanian dari berbagai gelar teknologi, sehingga dapat
dikembangkan di daerah masing-masing," kata Purwanto.
Terkait persiapan Penas, Purwanto mengatakan pihka panitia pelaksana
berupaya maksimal dan mempersiapkannya sejak dua tahun terakhir.
Salah satu hal yang dipersiapkan, yakni soal pemondokan yang ditempatkan
pada tiga kecamatan sudah siapkan ribuan rumah penduduk yang sipa
menerima tamu dari seluruh penjuru tanah air yang mencapai lebih dari
30.000 peserta.
Soal pemondokan ini, telah ditetapkan pesayaratan dan berbagai
kelengkapan yang memadai, termasuk untuk sarana mandi cuci dan kakus
(MCK) serta diupayakan pendingin udara.
Dalam kesempatan itu, Purwanto meminta para petani dan nelayan yang
mengikuti Penas, segera memberitahukan pada panitia. Kapan datangnya dan
berapa jumlah rombongan dengan trnasportasi pesawat atau kapal.
Sehingga panitia mudah mengkoordinasikan untuk melakukan penjemputan.
Masalah transportasi, Purwanto mengakui, untuk melayani tamu 30 ribu
orang tidak gampang. Dengan kapasitas 50 orang per bus, diperlukan
memerlukan 600 bus ditambah lagi jarak Balikpapan-Tenggarong cukup jauh
sekitar 150 kilometer bukan pekerjaan mudah.
"Dengan kondisi ini, saya sebagai sekretaris mohon maaf dan dimaklumi
jika ada kekurangan dalam pelayanan karena jumlah yang dilayani puluhan
ribu orang denga latar belakang dan budaya berbeda," katanya.
Kendati demikian, kata Purwanto panitia sudah berusaha sebaik-baiknya
melayani para tamu, dengan harapan dapat memberikan kesan terbaik usai
kegiatan tersebut.
Berbagai kegiatan dalam ajang ini, yaitu pameran dagang, agro
forestry,temu karya, juga olahraga tradisional, gelar teknologi baru
pertanian. Gelar teknologi nantinya akan diketahui respon para petani
apakah teknologi itu sudah tepat guna atau belum.
"Melalui Penas ini, diharapkan dapat menciptakan daya saing yang tinggi
dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi
petani Indonesia," kata Purwanto ketika menjawab pertanyaan reporter.
Dia mengatakan, teknologi pertanian yang dihasilkan peniliti dari Badan
Litbang baik pertanian, perikanan dan kehutanan, sudah mencapai
eksistensi produktivitas tinggi.
Namun, kenyataan di lapangan para petani masih menghasilkan
produktivitas rendah, kondisi ini perlu akan dipertemukan yang salah
satunya dilakukan melalui Penas.
"Dalam ajang alih teknologi nanti, akan difasilitasi Badan Litbang untuk
mendemontrasikan teknologi mutakhir pertanian dan perikanan,
peternakan, baik budidaya, benih maupun pasca panen dengan luas areal
mencapai 25 hektare," ungkap mantan Kepala Dinas Pertanian dan
Hortikultura Kaltim itu.
Dijelaskan, para petani diseluruh Indonesia dipersilahkan melihat
hasil-hasil teknologi Badan Litbang untuk bidang pertanian, peternakan,
perikanan maupun kehutanan yang bisa diadopsi maupun dipelajari
petani.
"Para petani juga akan dibekali dengan pengetahuan teknologi informasi
(TI). Tujuannya agar petani lebih maju dalam mengembangkan produktivitas
dan kemampuan sumber daya manusia dengan menafaatkan teknologi
tersebut," ujarnya.
Harapannya Penas ini, selain meningkatkan silaturahim juga komunikasi
bisnis para petani berjalan baik. Nantinya apa yang kurang tentunya
diperbaiki, misalnya komunikasi dengan para pengusaha dapat tersambung
sehingga petani semakin sejahtera.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM