Wapres: Petani Harus Siap Hadapi Perubahan Iklim
TENGGARONG--MICOM: Wakil Presiden Boediono mengatakan petani
harus disiapkan dengan baik untuk dapat menghadapi perubahan iklim
sehingga ketahanan pangan tetap terjaga.
"Kita harus menyiapkan para petani agar dapat menyesuaikan pola
tanamnya sesuai dengan perubahan yang terjadi," kata Wapres dalam pidato
pembukaan di Pekan Nasional (Penas) XIII Petani Nelayan, yang
diselenggarakan di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur,
Sabtu (18/6).
Wapres didampingi Ibu Herawati dan juga sejumlah menteri yakni Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
Menurut Wapres, perubahan iklim ini merupakan tantangan yang serius
yang dihadapi disemua belahan dunia. Selain itu, bencana alam juga kerap
terjadi.
Wapres mengatakan sudah menjadi tugas bersama khususnya pemerintah
untuk menyiapkan rencana dan langkah-langkah mendasar sebagai antisipasi
terhadap pancaroba dan perubahan iklim ini.
Wapres menuturkan dengan perubahan yang sangat drastis ini, maka
petani bukan hanya memerlukan petunjuk teknis yang cocok dengan setiap
lokasi.
Aparat pertanian harus dapat memfasilitasi penyesuaian dan pola
tanam petani semaksimal mungkin, termasuk dalam penyediaan sarana dan
prasarana pembiayaan dan berbagai keperluan untuk menunjang produksi.
Lebih lanjut Wapres mengatakan masyarakat kehutanan juga memainkan
peran yang penting dalam mengatasi tantangan perubahan iklim ini.
"Kita semua harus mengambil strategi pembangunan yang tepat tanpa
mengorbankan kelestarian hutan dan lingkungan," kata Wapres dihadapan
sekitar 30 ribu peserta Penas XIII.
Wapres, dalam kesempatan tersebut juga menekankan pentingnya saling
bekerja sama dan bahu membahu mengatasi berbagai tantangan yang
dihadapi.
Soal Lahan Sementara itu, Wapres mengatakan untuk menjaga ketahanan
pangan maka diperlukan peningkatan produktivitas pangan. Namun
peningkatan produktivitas ini tidak semata-mata hanya dengan menambah
lahan pertanian.
"Benar penambahan dan perluasan lahan pangan masih sangat mungkin
kita kerjakan di negara kita, tapi itu bukan hal yang utama dan tidak
boleh jadi strategi andalan," katanya.
Wapres menyebutkan, di Indoesia terjadi kompetisi pemanfaatan atas
lahan yang semakin tajam untuk berbagai keperluan. Untuk itu, harus
dikerahkan daya dan upaya untuk peningkatan produksi pangan.
"Kunci peningkatan produktivitas adalah inovasi dan teknologi. Yang
kita perlukan disini adalah suatu sistem inovasi dan teknologi yang utuh
bukan hanya sepotong-sepotong," kata Wapres.
Sistem ini harus dibangun, yang memungkinkan berkembangnya inovasi dan teknologi pertanian pangan secara berkelanjutan.
Namun, Wapres menggarisbawahi, unsur penentu peningkatan
produktivitas ini adalah pelaku di lapangan yakni petani dan nelayan.
Untuk itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar
petani dan nelayan dapat melaksanakan perannya secara maksimal untuk
meningkatkan produktivitas pangan.
Sementara itu, setelah membuka Penas XIII, Wapres bersama Mentan dan
Menhut menyaksikan gelar teknologi dan pameran pembangunan pertanian
nasional.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SABTU, 18 JUNI 2011