Gubernur Respon Pembangunan Kawasan Industri Pengolahan Minyak Sawit Terpadu
"Senang sekali karena ITS akan memulai pembangunan di KIPI Maloy. Kerjasama ini diharap mempercepat pembentukan kawasan industry berbasi solechemical ini menjadi kawasan ekonomi khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK)," ucapnya ketika ditemui seusai memimpin pertemuan dengan PT IPS, di Ruang Rapat Gubernuran, di Samarinda, Kamis (24/4).
Menurutnya, PT IPS sudah siap dengan 4 program pembangunan yang ditawarkan akan diitegrasikan dengan KIPI Maloy. Program tersebut sudah mulai dilaksanakan sejak 2012. Diantarannya pembangunan rifenery atau pabrik pengolahan minyak kelapa sawit menjadi produk, serta pengolaan limbah kelapa sawit menjadi biodiesel penghasil energi listrik berkekuatan 22 megawatt.
Program yang ditawarkan sejalan dengan arah pengembangan Kawasan Industri Maloy. Membangun kawasan industry pengolahan produk turunan minyak kelapa sawit untuk meningkatkan nilai tambah sektor kelapa sawit di Kaltim.
Target kedepan tidak ada lagi crude palm oli (CPO) atau minyak kelapa sawit diekspor dalam bentuk mentah. Melainkan harus sudah dalam bentuk produk jadi seperti minyak goreng, margarin, maupun kosmetik dan obat-obatan. Semuanya diolah melalui pabrik minyak goring dan margarin, hingga farmasi yang akan dikembangkan di Maloy.
Sebelumnya, Koordinator Project PT IPS, Ridwan mempersentasikan profosal rencana kerjasama pembanguan pelabuhan terintegrasi. Ia menginginkan mengintegrasikan kawasan industry pengolahan minyak sawit Maloy dengan milik PT IPS yang lokasinya hanya berjarak 10 kilometer dari lokasi KIPI Maloy.
"Kita ingin membentuk suatu kawasan industri pengolahan minyak sawit terpadu. Sebab, pembangunan kawasan industri pengolahan makanan harus memiliki jaminan food safety (keamanan), karena lokasinya dalam satu kawasan khusus. Dengan integrasi diharap bias menjamin itu," sebutnya.
SUMBER : BIDANG USAHA