Warga Desa Taras Dimotivasi Tanam Kopi
11 Juni 2008
Admin Website
Artikel
3695
Ini sebagai salah satu bentuk dukungan dan motivasi agar para petani dapat bekerja dan mengembangkan perkebunan dan pertanian tersebut. "Sudah dua tahun berjalan ini, saya coba terapkan untuk tidak terlalu duduk dikantor atau terlalu banyak menerima laporan di meja saja. Supaya kita juga tahu realisasi di lapangan," sebut Juid.
#img1# Hal lainnya yang juga menjadi tujuan dari program kunjungan ke lapangan ini kata dia, tidak lain adalah untuk mendengarkan keluhan dan kendala yang dihadapi petani itu sendiri serta mencari solusi terbaiknya. Karena selama ini dari beberapa warga atau kelompok tani yang sudah mendapatkan jatah bibit seperti kopi, kakao dan yang lainnya masih ada saja yang tidak merawatnya setelah ditanam.
Bahkan ada yang sama sekali tidak ditanam karena tidak menanam kopi dan tidak tahu cara merawatnya, sehingga bibit tersebut akan layu dan mati. Sementara, untuk lahan tanam tidak ada masalah dan bahkan setiap kepala keluarga sudah memiliki lahan sendiri. Melalui dikontrol sampai di lapangan seperti ini, diharapkan akan mendapat perbandingan laporan tertulisnya sudah terealesasi tercapai.
Selain itu, kecamatan juga dapat mengetahui lokasi perkebunannya. "Sektor perkebunan kopi harapan terbesar untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Jangan sampai ada terkesan tidak berhasil, tidak teralisasi di lapangan tetapi anggaran yang dialokasikan terserap mencapai 100 persen," ungkapnya.
Dikatakan, perhatian pemerintah terhadap kegiatan perkebunan ini setiap tahun diprogramkan mulai dari penyediaan bibit-bibit dan pengembangannya dalam upaya meningkatkan ekonomi dan mensejahterakan masyarakatnya. Tugas masyarakat untuk mendukung program yakni mensukseskannya dengan melakukan penanaman, perawatan sampai menikmati hasil panen dari program tersebut secara berkelanjutan.
Selain itu, program perkebunan kop ini juga merupakan salah satu program unggulan Gerbang Dema di Kecamatan Malinau Barat "Apabila bibit yang sudah disalurkan atau diberikan itu tidak ditanam, kelompok tani atau masyarakat itu sendiri yang merugi karena tidak dapat menikmati hasilnya kemudian hari," sebutnya.
Oleh sebab itu, para kelompok tani dan atau masyarakat tidak perlu ragu untuk meminta bimbingan dari dinas pelaksana teknis yang membidang perkebunan jika memang diperlukan. Mulai dari penyuluhan tentang tata cara melakukan okulasi atau menempelkan batang ranting ke batang induk, perawatan hingga cara pengendalian hama dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Dalam kesempatan itu, Camat meminta kepada Kades Taras Simson Daniel agar warga yang memiliki lahan di kiri dan kanan jalan kelompok tani digarap agar tidak kosong dan berhutan. Sementara di ujung jalan itu sudah banyak perkebunan kopi. Polanya, meski menanam kopinya berpencar-pencar tiak menjadi masalah. Yang terpenting masyarakat melakukan kopi dan saling bertukar informasi untuk mengembangkan kopi tesebut hingga berhasil. "Saya yakin, tahun 2010 masyarakat kecamatan Malinau Barat akan menuai hasil dari kebun kopi dan cokelat jika benar-benar mulai saat menanam, terus dirawat sampai panen," pungkasnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 10 JUNI 2008