
SAMARINDA. Pengembangan kawasan ekonomi khusus
dalam kawasan industri untuk mengolah sumber daya alam (SDA) di beberapa
wilayah terus dilakukan. Keberadaannya sangat dibutuhkan sebagai
penunjang arah kebijakan pembangunan ekonomi Kaltim untuk meningkatkan
daya saing dan nilai tambah produk.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek
Ishak menyebutkan pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan
Internasional (KIPI) Maloy dan kawasan industri lainnya dimaksudkan
untuk mengubah kekuatan ekonomi Kaltim agar tidak terus bergantung pada
kekuatan sumber daya alam tak terbarukan.
"Ini adalah upaya kita
mewujudkan transformasi ekonomi. Ada nilai tambah sebelum produk dikirim
ke luar Kaltim. Kita ingin ada basis ekonomi berkelanjutan dengan
pengembangan kawasan industri tersebut," kata Awang Faroek, Senin
(26/2).
Pengembangan kawasan ini lanjut Awang,
juga harus didukung dengan data akurat dan aktual. Contoh, Kaltim telah
berhasil menanam sawit mencapai 1,2 juta hektar dengan 78 pabrik yang
sudah berdiri. Capaian harus dilaporkan ke pusat dan disiarkan, termasuk
memanfaatkan teknologi informasi. Data-data yang tersebut sangat
penting untuk diketahui kementerian terkait dan juga investor.
"Untuk
itu, data-data di website masing-masing organisasi perangkat daerah
(OPD) harus diubah sesuai hasil capaian yang telah dilakukan. Jangan
sampai data kita dan data yang dimiliki kementerian berbeda. Misalnya
jumlah sawit sudah mencapai 1,2 juta hektar dengan 78 pabrik yang
menghasilkan crude palm oil (CPO). Pabrik-pabrik tersebut telah
beroperasi dengan kapasitas secara keseluruhan 4.355 ton tandan buah
segar (TBS) per jam. Semua itu harus dilaporkan," kata Awang Faroek.
Menurut dia, data-data terbaru dari
masing-masing OPD akan menjadikan Kaltim memiliki daya saing tinggi dan
keunggulan komparatif, sehingga Kaltim selalu menarik minat investor,
meski terjadi perlambatan ekonomi nasional maupun global.
"Oleh karena
itu, guna mendukung daya saing dan keunggulan komparatif Kaltim,
diharapkan data-data hasil capaian program dari setiap OPD harus terus
diperbaiki dan diupdate, jangan sampai tidak. Itu sangat berpengaruh
terhadap peluang investasi di Kaltim," tegas Awang Faroek. (mar/sul/humasprov)
SUMBER : SEKRETARIAT PROV. KALTIM