Tren Harga CPO Terus Naik, Pengusaha Khawatir Pajak Ekspor
28 Desember 2010
Admin Website
Artikel
3987
Jakarta - Geliat harga crude palm oil (CPO) yang terus
naik justru membuat khawatir para produsen sawit karena akan berimbas
pada pajak ekspor yang semakin besar. produsen sawit mempertanyakan
siapa yang diuntungkan atas pengenaan pajak ekspor yang semakin tinggi
dari implikasi pajak ekspor sawit progresif.
"Masalahnya dengan bea keluar seperti siapa yang diuntungkan apa dampaknya bagi sawit? Ini memperlemah daya saing kita, pangsa pasar kita diambil negara lain," kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan kepada detikFinance, Selasa (28/12/2010)
Ia mengatakan harga sawit masih terus menunjukan tren yang menguat. Beberapa faktor yang menentukan harga sawit itu antara lain faktor fundamental dan fundamental seperti harga minyak dunia, permintaan sawit dunia yang naik, program pengembangan biofuel di Eropa dan lain-lain.
"Yang diuntungkan adalah pemerintah dari harga sawit sekarang ini dan negara lain, industri sawit kita bisa mengambil pangsa pasarnya.
Kalau sekarang ini diharga US$ 1200 per ton belum apa-apa sudag diambil 20%," katanya.
Seperti diketahui pajak ekspor produk sawit pada Januari ditetapkan 20% atau naik dari bulan Desember 2010 yang hanya 15%. Selain produsen yang teriak terhadap kebijakan ini, para petani kelapa sawit pun ikut teriak memprotes kebijakan pajak sawit progresif.
"Masalahnya dengan bea keluar seperti siapa yang diuntungkan apa dampaknya bagi sawit? Ini memperlemah daya saing kita, pangsa pasar kita diambil negara lain," kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan kepada detikFinance, Selasa (28/12/2010)
Ia mengatakan harga sawit masih terus menunjukan tren yang menguat. Beberapa faktor yang menentukan harga sawit itu antara lain faktor fundamental dan fundamental seperti harga minyak dunia, permintaan sawit dunia yang naik, program pengembangan biofuel di Eropa dan lain-lain.
"Yang diuntungkan adalah pemerintah dari harga sawit sekarang ini dan negara lain, industri sawit kita bisa mengambil pangsa pasarnya.
Kalau sekarang ini diharga US$ 1200 per ton belum apa-apa sudag diambil 20%," katanya.
Seperti diketahui pajak ekspor produk sawit pada Januari ditetapkan 20% atau naik dari bulan Desember 2010 yang hanya 15%. Selain produsen yang teriak terhadap kebijakan ini, para petani kelapa sawit pun ikut teriak memprotes kebijakan pajak sawit progresif.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 28 DESEMBER 2010