SAMARINDA. Pengusaha asal Alzajair berniat berinvestasi di Kaltim dalam
bidang perkebunan kelapa sawit dantebu. Rencananya, rombongan pengusaha
Aljazair tersebut akan dipimpin Mr Rebrab Issad, awal Juni mendatang.
Demikian dikatakan Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
(BPPMD) Kaltim, HM Yadi Sabiannoor usai menghadiri pelantikan pejabat
Eselon II, III dan IV di lingkungan Pemprov Kaltim, Rabu (16/5).
Menurut Yadi, keinginan investor asal Alzajair ini akan segera direspon
dengan berkoordinasi kepada instansi lain, misalnya Badan Pertanahan
Nasional (BPN), Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian dan beberapa kabupaten
di Kaltim agar investai tersebut tidak lepas ke provinsi lain.
"Mudah-mudahan keinginan penyediaan lahan 300.000 hektare dapat
terpenuhi minimal setengahnya. Keinginan terbesar investor ini adalah
menanam tebu untuk industri gula skala besar," ujarnya.
Yadi menjelaskan sebenarnya tanaman tebu di Kalimantan, khususnya di
Kaltim tidak terlalu bagus untuk ditanam, walaupun ada juga tebu
ditanam di Kabupaten Plaihari Kalimantan Selatan dalam selaka industry
dan sedikit di Kabupaten Malinau Kaltim untuk gula tradisional
masyarakat setempat.
"Tebu di Kalimantan rendemannya rendah tidak setinggi jika tebu ditanam
di Pulau Jawa. Mungkin karena tanahnya yang tidak cocok karena asam
serta sebagian besar tanah di Kalimantan tidak mengandung unsur tanah
vulkanis," ujarnya.
Tetapi, lanjutnya, jika investor Alzajair tetap ingin menanam tebu
sebagai komoditi utama, selain kelapa sawit, diprediksi investor telah
memiliki teknologi untuk penanaman tebu dan teknologi pengolahan walau
hasil rendemen rendah, kondisi tanah dan iklim kurang mendukung.
Saat ini, produsen gula terbesar di dunia ditempati Brazilia disusul
India, Thailand dan Australia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Harga gula diprediksi tetap tinggi dan menguntungkan dalam
beberapa tahun mendatang, dengan konsumsi terbesar dari negara-negara
Eropa. Tingginya harga ini diharapkan memotivasi petani dan investor
untuk menanam tebu.
Tanaman tebu banyak dikembangkan di Sumatera dan Jawa. Dari proses
pembuatan tebu tersebut dihasilkan lima persen gula, ampas tebu 90
persen dan sisanya berupa tetes tebu atau molase dan air. (yul/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM