JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
memproyeksikan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO)
domestik pada semester kedua tahun ini akan meningkat ketimbang semester
pertama.
Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan menuturkan,
kenaikan produksi CPO karena pada paruh kedua tahun ini memasuki musim
puncak produksi atau peak seasons.
Pada semester I
2012, produksi CPO Indonesia mencapai 11 juta ton. Jika mengacu pada
target produksi CPO sepanjang tahun ini yang sebesar 25,7 juta ton, maka
produksi CPO di paruh kedua tahun ini diprediksi mencapai sekitar 14,7
juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi 33% dibanding pencapaian semester
sebelumnya.
Sepanjang paruh pertama di tahun ini, volume
produksi CPO di dalam negeri juga naik 6% dibandingkan periode yang sama
tahun lalu. Munculnya perkebunan sawit baru dan bertambahnya usia
tanaman sawit menjadi faktor pendorong peningkatan produksi tersebut.
Wakil
Ketua Komisi Tetap Perkebunan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Teguh
Patriawan menambahkan, setiap tahun rata-rata penambahan lahan
perkebunan sawit mencapai 200.000 hektare (ha) - 300.000 ha. Tidak
heran, jika produksi pun meningkat.
Tak hanya itu, kata Teguh,
peningkatan produksi juga akan terjadi berkat kondisi cuaca yang
mendukung. Catatan saja, produktivitas sawit bakal meningkat di saat
curah hujan tinggi.
Meski tidak merinci, dia optimistis kinerja
ekspor CPO asal Indonesia tidak akan mengkhawatirkan. Dia menghitung,
permintaan CPO dunia selalu meningkat hingga 3 juta ton setiap tahun.
Susanto,
Kepala Bidang Pemasaran GAPKI, memperkirakan, pada September-Desember
mendatang, permintaan ekspor bakal naik lebih tajam. "Kenaikan
permintaan karena negara-negara importir memborong CPO untuk cadangan
awal tahun," kata Susanto.
Menurut Susanto, peningkatan volume
ekspor CPO sudah terlihat sejak Juni lalu, yaitu mencapai sekitar 1,4
juta ton - 1,45 juta ton. Ekspor yang melonjak paling signifikan adalah
ke negara-negara dengan populasi muslim terbesar, seperti India,
Bangladesh, dan negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Melonjaknya
permintaan CPO pada periode tersebut karena bertepatan dengan bulan
Ramadhan. Seperti diketahui, minyak sawit merupakan bahan baku utama
minyak nabati yang dapat diproses menjadi aneka produk seperti minyak
goreng.
Meskipun beberapa bulan lalu harga CPO sempat terjungkal
hingga ke kisaran US$ 800 per ton, namun Teguh masih optimistis harga
CPO akan kembali naik (rebound) hingga menyentuh US$ 1.000 per
ton. "Harga akan terkerek lagi karena permintaan dunia yang terus
meningkat dan tren penurunan produksi minyak nabati lain, seperti
kedelai," sebutnya.
Salah satu produsen CPO, yaitu PT Tunas Baru
Lampung Tbk menargetkan produksi tahun ini bisa mencapai 800.000 ton.
Deputy President Director Tunas Baru Lampung, Sudarmo Tasmin berharap
target tersebut bisa tercapai lantaran pada semester II memasuki siklus
tanaman sawit berproduksi maksimal.
DIKUTIP DARI KONTAN, KAMIS, 26 JULI 2012