SENDAWAR- Naiknya harga getah karet hingga mencapai Rp 12.600 per
kilogram dalam beberapa pekan ini membuat petani karet di Kutai Barat
(Kubar) bisa tersenyum. Sayangnya kenaikan itu juga diiringi kekecewaan
karena petani menduga ada permainan timbangan oleh sejumlah tengkulak.
Seperti diungkapkan Nuntunius warga Kecamatan Barong Tongkok dan Rusnan
warga Kampung Sekolaq Oday Kecamatan Sekolaq Darat. Kepada media ini
keduanya mengaku, masih saja ada tengkulak karet yang mempermainkan
timbangan getah. “Dari 100 kg karet yang ditimbang terkadang merosotnya
sekitar 4-5 kg. Kalau sampai 200 atau 300 kg lumayan tinggi kerugian
yang dialami petani,” kata Nuntunis, kemarin.
Hal senada dikatakan Rusnan. Sebenarnya petani senang dengan naiknya
harga karet. Namun timbangan para tengkulak yang diduga tidak pas masih
menghantui petani.
Karena itu Nuntunius dan Rusnan berharap Pemkab Kubar melalui Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kubar segera
menyikapi timbangan getah karet yang disebut bermasalah itu. Bila perlu
segera dilakukan razia agar persoalan yang sudah lama terjadi ini bisa
segera dihentikan. Bagi tengkulak yang curang bisa dikenakan sanksi
tegas.
Terpisah, Kepala Disperindagkop Kubar Milon mengatakan, pengukuran alat
timbangan pedagang sudah dilakukan beberapa kali. Termasuk juga milik
pembeli/tengkulak karet. Milon menegaskan, jika masih ada para
tengkulak karet yang melakukan pelanggaran, petani bisa melapor kepada
pihak berwajib.
Hal senada ditegaskan, Wakil Bupati H Didik Effendi. “Tolong tengkulak
harus jujur. Tapi saya sarankan bagi petani, jika masih menemukan
pembeli seperti itu, harusnya segera cabut, dan menjual ke pembeli yang
jujur,” katanya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 30 DESEMBER 2010