(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Program SLPHT Diikuti 175 Petani

21 Maret 2013 Admin Website Berita Daerah 4445
Program SLPHT Diikuti 175 Petani
TANJUNG REDEB. Disamping memberikan bantuan bibit unggul dan sarana prasarana produksi perkebunan, Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Perkebunan sejak  2002 telah memprogramkan sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT) bagi petani pekebun. Program yang diluncurkan Kementerian Pertanian tersebut ditindaklanjuti pemerintah kabupaten dengan mengucurkan anggaran SLPHT sejak  2005. Hingga saat ini,  tercatat kurang lebih 1.700 pekebun yang telah mengikuti program SLPHT dan tersebar di seluruh kecamatan.

Kepala Dinas Perkebunan Basri Sahrin menyampaikan di dipembukaan SLPHT di Kecamatan Biatan, Senin (18/3), bahwa pelatihan yang diikuti 175 petani kakao dan lada tersebut adalah bekal bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas. Acara  yang dibuka  Bupati Berau Makmur HAPK bersama Wakil Bupati Ahmad Rifai dan Sekkab Jonie Marhansyah  di pendopo Kecamatan Biatan itu diikuti petani terdiri dari 150 pekebun lada untuk kampung Biatan Lempake, Biatan Ilir dan Karangan di Kecamatan Biatan dan  25 peserta lainnya pekebun kakao  dari kampung Merasa,  Kecamatan kelay.

Bupati  berharap kegiatan SLPHT  memberi pengetahuan praktis kepada para petani lada dan kakao di Berau. Melalu pelatihan yang rutin dilaksanakan setiap tahun itu, Makmur berharap bisa  mendorong petani pekebun untuk dapat mengelola kebun ke arah yang produktif. Sehingga pada akhirnya berdampak pada peningkatan hasil kebun dan bermuara pada peningkatan derajat kesejahteraan para petani itu sendiri.

"Pemkab Berau terus mengembangkan pembangunan perkebunan melalui program peningkatan SDM, peningkatan produksi dan mutu, serta pengembangan agribisnis dan agroindustri," jelasnya.

DIISI 85% PRAKTIK

Kepala Dinas Perkebunan Basri Sahrin menjelaskan,  SLPHT digelar selama kurang lebih 4 bulan dengan 16 kali pertemuan dengan jadwal seminggu sekali. Pelatihan yang diberikan pemandu bersertifikat dari dinas perkebunan itu lebih banyak praktik (85 persen). Beberapa materi yang diberikan yakni agroekosistem tentang lingkungan kebun, teknik budidaya tanaman yang tepat dan benar. Pengenalan hama penyakit dan gulma serta teknik pengendalian. Petani pekebun juga diberi pengenalan pestisida kimiawi, pestisida nabati, pengenalan agensihayati dan dinamika kelompok.

"Melalui SLPHT kita berharap petani pekebun mampu mengelola kebun sesuai dengan teknis yang benar dan ramah lingkungan," tandasnya.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 21 MARET 2013

Artikel Terkait