(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Petani Karet Waspadai Serangan Jamur Akar Putih

20 Februari 2012 Admin Website Artikel 4489

SAMARINDA. Petani karet di Kaltim, diimbau mewaspadai serangan penyakit jamur akar putih pada tanaman tersebut.

Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ir. Etanawati, M.Si mengatakan, "Jamur akar putih (JAP) disebabkan oleh 'Rigidiporus Microporus', salah satu penyakit berbahaya pada tanaman karet yang dapat menimbulkan kematian dan berpengaruh negatif pada hasil produksi."

JAP menyerang akar tunggang maupun akar lateral yang dapat mengakibatkan kematian tanaman dengan intensitas sangat tinggi, terutama pada tanaman karet berumur dua hingga empat tahun.

Serangan dapat terjadi mulai pada pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM), dan sampai tanaman menghasikan (TM).

""Dampak serangan jamur tersebut sangat merugikan petani karet. Karena itulah, kita gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan agar petani karet memahami dan mampu mengatasinya," katanya.

Pada permukaan akar tanaman karet yang terserang, ditumbuhi benang-benang jamur berwarna putih kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut. Daun-daunnya kemudian berwarna hijau kusam, layu, dan gugur untuk kemudian diikuti dengan kematian tanaman.

Jamur tersebut menular melalui kontak langsung antara akar atau tunggul yang sakit dengan akar tanaman sehat.

Penyakit JAP pada tanaman karet sering menimbulkan masalah di beberapa negara produksi karet, terutama Indonesia dan Malaysia.

Menurut Kepala Bidang Perlindungan Disbun Kaltim, Ir.H. Yus Alwi Rahman, M.Si di Kaltim sendiri, tahun 2011 lalu diperkirakan kerugian finansial akibat kematian oleh Jamur akar putih mencapai Rp384 juta sehingga mengakibatkan produksi menurun.

"Di beberapa areal perkebunan karet rakyat di Kaltim yang sudah terkena mencapai 656 Ha, diantaranya Kabupaten Kutai Barat, Paser, Balikpapan, Samarinda, Penajam Paser Utara, Kutai Timur dan Kutai Kartanegara," tambahnya.

Meski begitu, upaya pencegahan dan pengenalan terhadap penyakit tersebut harus tetap dilakukan agar tidak sampai menjadi wabah yang merugikan petani karet.

Selain sosialisasi langsung kepada petani karet, petugas penyuluh di Kabupaten/Kota setempat juga menyebarkan "leaflet" berisi informasi dan penanganan penyakit itu. (rey)

SUMBER : BIDANG PERLINDUNGAN

Artikel Terkait