Petani Karet Waspadai Serangan Jamur Akar Putih
SAMARINDA. Petani karet di Kaltim, diimbau mewaspadai serangan penyakit jamur akar putih pada tanaman tersebut.
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ir. Etanawati,
M.Si mengatakan, "Jamur akar putih (JAP) disebabkan oleh 'Rigidiporus
Microporus', salah satu penyakit berbahaya pada tanaman karet yang dapat
menimbulkan kematian dan berpengaruh negatif pada hasil produksi."
JAP menyerang akar tunggang maupun akar lateral yang dapat mengakibatkan
kematian tanaman dengan intensitas sangat tinggi, terutama pada tanaman karet
berumur dua hingga empat tahun.
Serangan dapat terjadi mulai pada pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM),
dan sampai tanaman menghasikan (TM).
""Dampak serangan jamur tersebut sangat merugikan petani karet. Karena
itulah, kita gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan agar petani karet
memahami dan mampu mengatasinya," katanya.
Pada permukaan akar tanaman karet yang terserang, ditumbuhi benang-benang jamur
berwarna putih kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut. Daun-daunnya
kemudian berwarna hijau kusam, layu, dan gugur untuk kemudian diikuti dengan
kematian tanaman.
Jamur tersebut menular melalui kontak langsung antara akar atau tunggul yang
sakit dengan akar tanaman sehat.
Penyakit JAP pada tanaman karet sering menimbulkan masalah di beberapa negara
produksi karet, terutama Indonesia dan Malaysia.
Menurut Kepala Bidang Perlindungan Disbun Kaltim, Ir.H. Yus Alwi Rahman, M.Si di
Kaltim sendiri, tahun 2011 lalu diperkirakan kerugian finansial akibat kematian
oleh Jamur akar putih mencapai Rp384 juta sehingga mengakibatkan produksi
menurun.
"Di beberapa areal perkebunan karet rakyat di Kaltim yang sudah terkena
mencapai 656 Ha, diantaranya Kabupaten Kutai Barat, Paser, Balikpapan,
Samarinda, Penajam Paser Utara, Kutai Timur dan Kutai Kartanegara,"
tambahnya.
Meski begitu, upaya pencegahan dan pengenalan terhadap penyakit tersebut harus
tetap dilakukan agar tidak sampai menjadi wabah yang merugikan petani karet.
Selain sosialisasi langsung kepada petani karet, petugas penyuluh di
Kabupaten/Kota setempat juga menyebarkan "leaflet" berisi informasi
dan penanganan penyakit itu. (rey)
SUMBER : BIDANG PERLINDUNGAN