(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Produktivitas Petani Plasma Sawit Membaik

25 Maret 2014 Admin Website Berita Nasional 6019
Produktivitas Petani Plasma Sawit Membaik
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim produktivitas petani plasma sawit di Tanah Air cenderung membaik. Jika pada 2010, produktivitas petani plasma sawit hanya 3.325 kilogram (kg) per hektar (ha) per tahun, pada 2012 menjadi 3.352 kg per ha per tahun. Peningkatan produktivitas tersebut juga menjadi indikasi membaiknya kesejahteraan petani sawit di Indonesia.
 
Dirjen Perkebunan Kementan Gamal Nasir mengungkapkan, jumlah petani plasma kebun kelapa sawit di Tanah Air berkembang pesat. Ini juga menjadi indikasi bahwa produktivitas petani plasma terus meningkat. Seiring dengan membaiknya produktivitas kebun plasma, sudah barang tentu kesejahteraan petani dan peningkatan mutu produksi kelapa sawit juga berkembang.
 
"Petani plasma telah beranjak dari pola budidaya konvensional menuju perkebunan sawit berkelanjutan. Mereka berusaha mematuhi ketentuan dalam proses sertifikasi. Tantangan petani plasma adalah untuk terus mempraktikan prinsip-prinsip keberlanjutan, ini harus menjadi perhatian semua stakeholders. Bila diterapkan, produktivitas membaik," kata dia di Jakarta, baru-baru ini.
 
Saat ini, kata Gamal, perusahaan inti telah membantu pertani agar mampu melakukan sertifikasi dalam negeri seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bersifat mandatori atau Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) yang sifatnya sukarela (voluntary). Dengan sertifikasi lahan milik petani plasma, saat ini kelestarian produk minyak sawit Indonesia akan semakin diakui oleh dunia.
 
"Perolehan sertifikasi minyak sawit berkelanjutan bagi perkebunan petani plasma seperti ini merupakan komitmen jelas para pemangku kepentingan industri kelapa sawit dalam mendukung pengembangan dan peningkatan para petani plasma dalam pengelolaan produksi minyak sawit berkelanjutan," Ungkap Gamal.
 
Dalam melaksanakan pembangunan perkebunan kelapa sawit sudah seharusnya menerapkan sistem pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan tiga aspek (3P), yaitu profit (ekonomi),people (sosial) dan planet (lingkungan hidup).
 
Sejumlah perkebunan petani plasma di Indonesia telah berhasil mengantungi sertifikat RSPO atau ISPO. Diantaranya petani plasma binaan PT Ivomas Tunggal, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, PT Paripurna Swakarsa, PT Kencana Sawit Indonesia, PT Kimia Tirta Utama, PT Sawit Sumbermas Sarana, PT Kalimantan Sawit Kusuma, PT Inti Indosawit Subur dan PT Meridan Sejatisurya Plantation. Sedangkan petani plasma yang telah mendapatkan sertifikat RSPO berasal dari PT Buana Wiralestari Mas dan PT Ramajaya Pramukti melalui 18 Koperasi Unit Desa (KUD) binaan anak perusahaan Golden Agri Resources yang mencakup 18 Ribu hektar (ha) dan melibatkan 447 kelompok tani yang terdiri dari 9.054 petani. Seluruh kebun plasma tersebut merupakan pemasok tandan buah segar kepada tiga pabrik kelapa sawit yang berlokasi di Kampar, Riau.
 
Berangkat dari berbagai perkembangan menarik itulah, PT SMART Tbk menggelar International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) yang keempat kalinya bersama organisasi non pemerintah lingkungan World Wildlife Fund (WWF), dan lembaga penelitian pertanian berbasis di Perancis, CIRAD yang dilaksanakan pada 12-14 Februari 2014 di Bali. Chairman ICOPE ke-4 JP Caliman mengatakan, petani plasma memiliki peran kunci dalam memperkuat pembangunan produksi minyak sawit berkelanjutan di masa depan.

DIKUTIP INVESTOR DAILY, SELASA, 25 MARET 2014

Artikel Terkait