Produktivitas Petani Plasma Sawit Membaik
25 Maret 2014
Admin Website
Berita Nasional
6019
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan)
mengklaim produktivitas petani plasma sawit di Tanah Air cenderung membaik.
Jika pada 2010, produktivitas petani plasma sawit hanya 3.325 kilogram (kg) per
hektar (ha) per tahun, pada 2012 menjadi 3.352 kg per ha per tahun. Peningkatan
produktivitas tersebut juga menjadi indikasi membaiknya kesejahteraan petani
sawit di Indonesia.
Dirjen Perkebunan Kementan Gamal Nasir
mengungkapkan, jumlah petani plasma kebun kelapa sawit di Tanah Air berkembang
pesat. Ini juga menjadi indikasi bahwa produktivitas petani plasma terus
meningkat. Seiring dengan membaiknya produktivitas kebun plasma, sudah barang
tentu kesejahteraan petani dan peningkatan mutu produksi kelapa sawit juga
berkembang.
"Petani plasma telah beranjak dari pola budidaya
konvensional menuju perkebunan sawit berkelanjutan. Mereka berusaha mematuhi
ketentuan dalam proses sertifikasi. Tantangan petani plasma adalah untuk terus
mempraktikan prinsip-prinsip keberlanjutan, ini harus menjadi perhatian semua stakeholders. Bila diterapkan,
produktivitas membaik," kata dia di Jakarta, baru-baru ini.
Saat ini, kata Gamal, perusahaan inti telah
membantu pertani agar mampu melakukan sertifikasi dalam negeri seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang
bersifat mandatori atau Roundtable
Sustainable Palm Oil (RSPO) yang sifatnya sukarela (voluntary). Dengan sertifikasi lahan milik petani plasma, saat ini
kelestarian produk minyak sawit Indonesia akan semakin diakui oleh dunia.
"Perolehan sertifikasi minyak sawit berkelanjutan
bagi perkebunan petani plasma seperti ini merupakan komitmen jelas para
pemangku kepentingan industri kelapa sawit dalam mendukung pengembangan dan
peningkatan para petani plasma dalam pengelolaan produksi minyak sawit
berkelanjutan," Ungkap Gamal.
Dalam melaksanakan pembangunan perkebunan kelapa
sawit sudah seharusnya menerapkan sistem pembangunan berkelanjutan dengan
memperhatikan tiga aspek (3P), yaitu profit
(ekonomi),people (sosial) dan planet (lingkungan hidup).
Sejumlah perkebunan petani plasma di Indonesia
telah berhasil mengantungi sertifikat RSPO atau ISPO. Diantaranya petani plasma
binaan PT Ivomas Tunggal, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, PT Paripurna
Swakarsa, PT Kencana Sawit Indonesia, PT Kimia Tirta Utama, PT Sawit Sumbermas
Sarana, PT Kalimantan Sawit Kusuma, PT Inti Indosawit Subur dan PT Meridan
Sejatisurya Plantation. Sedangkan petani plasma yang telah mendapatkan
sertifikat RSPO berasal dari PT Buana Wiralestari Mas dan PT Ramajaya Pramukti
melalui 18 Koperasi Unit Desa (KUD) binaan anak perusahaan Golden Agri
Resources yang mencakup 18 Ribu hektar (ha) dan melibatkan 447 kelompok tani
yang terdiri dari 9.054 petani. Seluruh kebun plasma tersebut merupakan pemasok
tandan buah segar kepada tiga pabrik kelapa sawit yang berlokasi di Kampar,
Riau.
Berangkat dari berbagai
perkembangan menarik itulah, PT SMART Tbk menggelar International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) yang
keempat kalinya bersama organisasi non pemerintah lingkungan World Wildlife
Fund (WWF), dan lembaga penelitian pertanian berbasis di Perancis, CIRAD yang
dilaksanakan pada 12-14 Februari 2014 di Bali. Chairman ICOPE ke-4 JP Caliman
mengatakan, petani plasma memiliki peran kunci dalam memperkuat pembangunan
produksi minyak sawit berkelanjutan di masa depan.
DIKUTIP INVESTOR DAILY, SELASA, 25 MARET 2014
DIKUTIP INVESTOR DAILY, SELASA, 25 MARET 2014