JAKARTA. Kementerian Perindustrian mencatat jumlah perusahaan industri
pengolahan kopi di luar UKM pada periode 2007-2010 berkembang dari 77
perusahaan menjadi 81 perusahaan. Setiap tahunnya industri olahan kopi
terus tumbuh mengikuti permintaan pasar.
"Produksi kopi olahan meningkat rata-rata 3,5% per tahun dari 137.215 ton menjadi
151.671 ton dengan produk utamanya berupa kopi bubuk dan instan," kata
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi
di kantornya, Jakarta, Rabu (16/11/2011)
Benny menuturkan
peningkatan juga terjadi pada kinerja ekspor produk kopi olahan pada
tahun 2007 sebesar US$ 52,9 juta dan tahun 2010 sebesar US$ 114,47 juta
atau meningkat rata-rata 38,7% per tahun .
Dikatakannya komoditas
kopi mempunyai prospek yang cukup cerah di masa mendatang, hal ini
terutama dilihat dari prospek pasar internasional yang cenderung
meningkat, sehingga memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan
pangsa pasar ekspor kopi baik jenis spesialti maupun produk olahan
kopi.
"Saat ini pasar ekspor kopi makin terbuka, terutama pasar
di negara-negara Asia seperti Malaysia, Jepang, Taiwan dan Saudi
Arabia," katanya.
Menurut Benny, tuntutan konsumen kopi dunia yang menghendaki produk-produk kopi back to nature seperti roasted coffee dan kopi spesialti yang sedang menjadi tren di kota-kota besar dunia.
"Pengembangan
kopi spesialti dengan indikasi geografis tertentu dan diversifikasi
kopi olahan mempunyai arti sangat penting karena dapat menjadi komoditas
unggulan Indonesia yang mempunyai daya saing tinggi di pasar
internasional, apalagi didukung pasokan bahan baku yang memadai dan
bermutu tinggi," katanya.
Sampai saat ini, Indonesia adalah
negara penghasil kopi ketiga terbesar di dunia dengan produksi rata-rata
690.000 ton/tahun atau 6% dari produksi kopi dunia sebesar 7,18 juta
ton/tahun pada tahun 2010. Dari total produksi tersebut, mayoritas kopi
yang dihasilkan adalah jenis robusta dengan produksi mencapai 540.000
ton (78%) dan sisanya adalah jenis arabika dengan produksi sebesar
150.000 ton (22%).
"Bahan baku kopi dari dalam negeri rata-rata
68% diekspor dalam bentuk biji atau sebesar 470.000 ton dan sisanya
sebesar 220.000 ton diolah di dalam negeri," katanya.
Dari sisi
konsumsi dalam negeri, tercermin dari tingkat konsumsi domestik kopi
nasional saat ini mencapai 0,8 Kg/kapita/tahun. Angka ini memang jauh
lebih rendah dibandingkan negara-negara penghasil kopi lainnya seperti
Brazil 6,0 Kg/kapita/tahun, Kolombia 1,8 Kg/kapita/tahun.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, RABU, 16 NOPEMBER 2011