(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Produksi Kelapa Dipasok ke Balikpapan

12 Oktober 2009 Admin Website Artikel 6614
#img1# Yusuf, petani kelapa di Kelurahan Tanjung Dalam, Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara mengatakan, hasil panen kelapa untuk tahun ini normal. Petani dengan 3 anak ini memiliki empat hektare kebun kelapa itu, mengaku biasanya setiap 2 minggu sekali bisa memanen buah kelapa sekitar 5.000 butir sampai dengan 7.500 butir. "Cukup lumayan bisa untuk menambah ongkos kebutuhan rumah tangga," kata Yusuf yang tidak tahu jumlah pasti berapa jumlah pohon kelapa yang dimilikinya.

Sebagai target pemasaran, Kota Balikpapan masih menjadi primadona, karena 80 persen dari buah kelapa yang beredar di Balikpapan didatangkan dari Penajam. "Setiap pasar yang ada di Balikpapan kami yang memasok, sehingga kalau 80 persen sih kami yakin dari Penajam. Biasanya para petani menjual di pengumpul yang datang langsung dan ada juga yang dijual langsung," tambahnya.

Yusuf mengatakan, untuk transportasi angkutan, para petani banyak yang menggunakan perahu, lebih murah juga banyak petani yang juga sebagai nelayan. Pada saat harga kelapa sedang terus naik belakangan ini harga buah kelapa butiran di kawasan Tanjung Dalam mencapai Rp 3.000 sampai Rp 3.500 per dua butir. Tapi para petani sangat menyayangkan untuk harga kelapa kelas dua hanya sekitar Rp 1.500 sampai Rp 2.000/gandeng, sedangkan kelas tiga di bawah Rp 1.500/gandeng. "Tetapi tidak semua petani menjual kelapa dengan sistem sortir, tetapi ada juga yang menjual dengan sistem dijual per butir," terangnya.

Kabupaten Penajam Paser Utara termasuk salah satu sentra produksi buah kelapa yang besar di Kaltim. Buah kelapa dari Penajam itu selain untuk memenuhi kebutuhan kelapa parut, santan atau bahan baku minyak goreng, beberapa warga juga mengolah kelapa menjadi kopra.

"Sekarang untuk kopra sudah agak terbatas, hanya beberapa warga saja yang memproduksi kopra, karena harga yang terbilang cukup lumayan warga banyak yang tertarik menjual secara butiran, karena lebih untung," terang Yusuf yang juga mengatakan, saat ini pemerintah daerah sedang mendatangkan mesin untuk mengolah sabut kelapa untuk kerajinan.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 12 OKTOBER 2009

Artikel Terkait