(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Produksi CPO Capai 186 Ton

18 Desember 2010 Admin Website Artikel 3887

TANJUNG REDEB - Sejak beroperasinya dua pabrik yang memproduksi Crude Palm Oil (CPO), Berau kini menjadi kabupaten yang berhasil mengantarpulaukan CPO.  Produksi akan terus bertambah, seiring penambahan luas tanam maupun hadirnya pabrik baru.
Menurut Bupati Makmur, hingga menjelang akhir 2010, jumlah produksi CPO yang dihasilkan mencapai 186.829 ton.  Hasil tersebut, masing-masing oleh produsennya ada yang diantarpulaukan namun ada juga diekspor ke luar negeri.  Sementara, tenaga kerja yang terlibat dalam produksi CPO tersebut, 14.092 orang.
"Ini prestasi membanggakan, selain mampu meningkatkan produksi juga bisa membuka kesempatan bekerja bagi masyarakat,” kata Makmur.
Dalam 3 tahun  terkahir, kata Makmur, pembangunan perkebunan rakyat mencapai luasan 17.203 hektaree dengan produksi mencapai 5.189 ton.  Di antaranya komoditas kelapa mencapai luasan 2.584 hektaree, kelapa sawit  7.408 hektaree, kopi 561 hektaree, kakao 3.559 hektaree dan lainya 308 hektaree.

Sedangkan perkebunan besar sampai saat ini tercatat 33 perusahaan dengan izin lokasi atau Hak Guna Usaha (HGU) 220.740 hektare dan Izin Usaha Perkebunan (IUP) 143.461 hektare. Realisasi tanam seluas 42.062 hektare dengan komoditas kelapa sawit 41.680 hektare serta karet 382 hektare.
"Untuk pembangunan dengan pola kemitraan pola inti dan plasma seluas 6.331 yang melibatkan 33 koperasi," kata Makmur.
Pola kemitraan menjadi kewajiban perusahaan perkebunan, agar warga sekitar ataupun masyarakat yang ingin berpartisipasi membangun kebun, bisa ikut ambil peran. Juga untuk meningkatkan pendapatan para petani sawit.  Karenanya, bagi perusahaan yang sudah beroperasi, menjadi kewajiban mereka dalam mengajak serta masyarakat untuk ikut bertanam sawit dengan pola inti plasma.
Ia juga berharap, dalam perjalanan waktu ke depan, pabrik CPO yang ada di daerah ini, bukan hanya memproduksi dalam bentuk minyak sawit.  Namun, diharapkan juga, dengan mengembangkan pabrik yang mampu memproduksi barang setengah jadi.  Ini tidak lain untuk memberikan nilai tambah serta membuka kesempatan bekerja bagi masyarakat.

 

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SABTU, 18 DESEMBER 2010

Artikel Terkait