Pertanian Butuh Pupuk Organik Lebih Banyak
01 Februari 2010
Admin Website
Artikel
4973
#img1# Wakil Menteri Pertanian sekaligus Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan, Menko Perekonomian, Bayu Krisnamuthi mengungkapkan hal tersebut di Bogor, Minggu (31/1/2010).
Menurut Bayu, revitalisasi pabrik pupuk yang dicanangkan pemerintah saat ini bisa dijadikan momentum untuk memaksimalkan pasokan pupuk pada seluruh kebutuhan di setiap daerah yang berbeda-beda. Arah penggunaan pupuk ke depan lebih mengarah pada bertambahnya penggunaan pupuk majemuk dan organik.
"Pupuk majemuk diperlukan karena kandungan zat pada pupuk di setiap daerah tidak sama, sehingga pasokan pupuk untuk padi di Karawang-Jawa Barat, misalnya, tidak akan sama dengan padi di Papua. Kandungan NP dan K di Karawang akan berbeda dengan Papua. Kami berharap revitalisasi pabrik pupuk ini dapat memenuhi kebutuhan ini," ujar Bayu.
Sektor pertanian juga membutuhkan lebih banyak pupuk organik, sehingga revitalisasi pabrik pupuk juga sebaiknya diarahkan pada pembangunan pabrik-pabrik baru yang menghasilkan pupuk organik. Saat ini, baru beberapa produsen pupuk yang menanamkan modalnya pada pabrik pupuk organik, yakni Pusri dan Pupuk Kaltim.
"Namun, pembangunan pabrik pupuk organiknya masih sebatas unit-unit produksi baru sehingga produksinya masih sangat terbatas. Padahal trennya adalah pengembangan pupuk organik yang lebih banyak, ketimbang urea," cetus Bayu.
Jika revitalisasi ini tercapai, pemerintah berharap kapasitas produksi pupuk urea mening kat dari 8,05 juta ton menjadi 10,4 juta ton, dengan investasi senilai Rp 45,2 triliun. Program ini juga diharapkan menambah kapasitas produksi pupuk NPK sebesar satu juta ton dengan nilai investasi Rp 1,9 triliun.
DIKUTIP DARI KOMPAS, MINGGU, 31 JANUARI 2010