Penyebab Pekebun Menggunakan Benih Sawit Palsu
18 Maret 2013
Admin Website
Artikel Perkebunan
6456
Ada beberapa penyebab pekebun menggunakan benih sawit palsu.
Pertama, karena ketidaktahuan. Banyak pekebun yang ingin berkebun sawit namun tidak dibekali pengetahuan yang memadai. Terbukti banyak pekebun yang dengan mudahnya membeli benih asalan yang dijual di pasaran dengan berbagai embel-embel. Padahal benih sawit hanya bisa diperoleh di 8 sumber benih, dan tidak di tempat lain.
Ironisnya banyak pekebun yang terkejut mengetahui jika harga benih atau bibit sawit mahal urung membeli dari yang resmi dan memilih yang asalan. Padahal jika dihitung biaya yang ia keluarkan untuk benih belum seberapa dibandingkan investasi lainnya seperti pembelian lahan dan sarana produksi. Padahal jika menggunakan benih palsu, maka tanaman yang dihasilkan memiliki produksi tinggi dan di bebepa tempat dijumpai tanaman yang tidak menghasilkan sama sekali.
Kedua, alasan kepraktisan. Salah satu kendala untuk mendapakan benih bermutu adalah seluruh sumber benih berada di Sumatera. Sehingga pekebun yang akan menanam sawit di luar Kalimantan menjadi sedikit kesulitan. Namun banyak pekebun yang memutuskan untuk membeli dari pihak ketiga dengan alasan punya akses ke sumber benih. Atau membeli dari sumber yang tidak jelas.
Untuk benih sebaiknya setiap pekebun tidak perlu kompromi. “Dapatkan benih sawit bermutu sebisa mungkin”. Tidak ada yang sia-sia jika Anda lakukan itu. Karena apa yang Anda bakal peroleh bukan hanya bernilai beberapa juta melainkan puluhan bahkan ratusan juta selama puluhan tahun. Jadi cerdaslah dalam mengambil keputusan jangka panjang.
Ketiga, terlalu percaya dengan embel-embel impor. Banyak pekebun yang tahu dimana sumber benih kelapa sawit tetap saja membeli dari sumber yang tidak jelas hanya karena benih yang dipasarkan berasal dari luar negeri. Mungkin jika ada orang yang menawarkan benih asal Australia atau USA maka mereka juga akan segera membeli.
Hal yang perlu disadari koleksi materi induk yang ada di Indonesia sama lengkapnya dengan sumber benih yang ada di luar negeri seperti Malaysia, Costarica, PNG. Bahkan baru-baru ini sumber benih Indonesia sudah melakukan penambahan materi induk baru dari hasil eksplorasi di Afrika.
Dan perusahaan sawit besar di dunia juga ada di Indonesia dan mereka menggunakan benih dalam negeri. Jadi tidak ada alasan bagi pekebun untuk underestimate terhadap kuaitas benih negeri sendiri.
Pertama, karena ketidaktahuan. Banyak pekebun yang ingin berkebun sawit namun tidak dibekali pengetahuan yang memadai. Terbukti banyak pekebun yang dengan mudahnya membeli benih asalan yang dijual di pasaran dengan berbagai embel-embel. Padahal benih sawit hanya bisa diperoleh di 8 sumber benih, dan tidak di tempat lain.
Ironisnya banyak pekebun yang terkejut mengetahui jika harga benih atau bibit sawit mahal urung membeli dari yang resmi dan memilih yang asalan. Padahal jika dihitung biaya yang ia keluarkan untuk benih belum seberapa dibandingkan investasi lainnya seperti pembelian lahan dan sarana produksi. Padahal jika menggunakan benih palsu, maka tanaman yang dihasilkan memiliki produksi tinggi dan di bebepa tempat dijumpai tanaman yang tidak menghasilkan sama sekali.
Kedua, alasan kepraktisan. Salah satu kendala untuk mendapakan benih bermutu adalah seluruh sumber benih berada di Sumatera. Sehingga pekebun yang akan menanam sawit di luar Kalimantan menjadi sedikit kesulitan. Namun banyak pekebun yang memutuskan untuk membeli dari pihak ketiga dengan alasan punya akses ke sumber benih. Atau membeli dari sumber yang tidak jelas.
Untuk benih sebaiknya setiap pekebun tidak perlu kompromi. “Dapatkan benih sawit bermutu sebisa mungkin”. Tidak ada yang sia-sia jika Anda lakukan itu. Karena apa yang Anda bakal peroleh bukan hanya bernilai beberapa juta melainkan puluhan bahkan ratusan juta selama puluhan tahun. Jadi cerdaslah dalam mengambil keputusan jangka panjang.
Ketiga, terlalu percaya dengan embel-embel impor. Banyak pekebun yang tahu dimana sumber benih kelapa sawit tetap saja membeli dari sumber yang tidak jelas hanya karena benih yang dipasarkan berasal dari luar negeri. Mungkin jika ada orang yang menawarkan benih asal Australia atau USA maka mereka juga akan segera membeli.
Hal yang perlu disadari koleksi materi induk yang ada di Indonesia sama lengkapnya dengan sumber benih yang ada di luar negeri seperti Malaysia, Costarica, PNG. Bahkan baru-baru ini sumber benih Indonesia sudah melakukan penambahan materi induk baru dari hasil eksplorasi di Afrika.
Dan perusahaan sawit besar di dunia juga ada di Indonesia dan mereka menggunakan benih dalam negeri. Jadi tidak ada alasan bagi pekebun untuk underestimate terhadap kuaitas benih negeri sendiri.
SUMBER : FORUM PENGAWAS BENIH TANAMAN