Penyakit Busuk Pangkal Batang Ancam Tanaman Lada
SAMARINDA.
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak bekerjasama dengan Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pengembangan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan (UPTD
P2TP) Kaltim melaksanakan kegiatan pengendalian organisme pengganggu tanaman
(OPT) penting pada tanaman perkebunan, khususnya tanaman lada.
Kepala
UPTD P2TP, Supriyadi mengatakan lada merupakan komoditas unggulan perkebunan di
Kaltim dan banyak memberikan kontribusi besar kepada pendapatan petaninya,
namun serangan penyakit, diantaranya jamur Phytophtora capsici yang menyebabkan
busuk pangkal batang perlu diwaspadai.
"Serangan
jamur Phytophtora capsici yang menyebabkan busuk pangkal batang sangat
membahayakan tanaman lada karena dapat mengakibatkan kematian tanaman, sehingga
mempengaruhi turunnya hasil produksi," ungkapnya, saat ditemui di kantor UPTD
P2TP di Samarinda, Kamis (13/10) kemarin.
Oleh
karena itu, lanjutnya, pihaknya bekerjasama dengan BPTP Pontianak melaksanakan
kegiatan demplot pengendalian OPT penting tanaman perkebunan , khususnya
dilahan perkebunan lada milik kelompok tani Adil Usaha di desa Tani Bakti,
kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, yang saat ini terserang penyakit busuk
pangkal batang dengan luas 11 Ha.
Kegiatan
ini diawali dengan sosialisasi mengenai kegiatan demplot pengendalian penyakit
busuk pangkal batang (Phytophtora capsici) pada tanaman lada. Dilanjutkan
dengan kunjungan ke lapangan untuk melihat langsung lokasi demplot dan melihat
kondisi tanaman lada yang terserang penyakit busuk pangkal batang tersebut.
Berdasarkan
hasil identifikasi dan pengamatan di lokasi demplot, Supriyadi memaparkan,
ternyata tanaman lada tersebut terkena serangan yang dikategorikan berat karena
siklus perkembangannya sangat cepat. Selain itu, ditemukan pula OPT lain
seperti penyakit kuning, penyakit keriting dan hama penggerek batang.
Guna
pengendalian serangan OPT lada tersebut, diambil tindakan menggunakan bubur
Bourdeaux sesuai rekomendasi dari ahli peneliti dengan dosis 1 liter dan
disiramkan ke pangkal batang lada yang terserang. Sebulan kemudian,
ditindaklanjuti menggunakan jamur Trichoderma dengan dosis 200 gram untuk
setiap pohonnya.
Kegiatan
ini, menghadirkan tim dari BPTP Pontianak, Ibu Ir. Evy Taviana, P.S., M.Si.
Sedangkan petani lada peserta demplot menerima beberapa fasilitasi seperti
bahan pengendali seperti jamur Trichoderma dan bubur Bourdeaux serta alat
pertanian. (erma/rey/disbun)
SUMBER : UPTD PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN TANAMAN PERKEBUNAN