
SAMARINDA. Terbakarnya hutan dan
lahan akibat musim kemarau berkepanjangan menimbulkan kabut asap di
beberapa wilayah di Tanah Air, sehingga menimbulkan dampak sosial
ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat. Bukan itu saja, beberapa negara
tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga terkena imbas.
Guna mengantisipasi hal tersebut, Pemprov Kaltim akan menggelar Rapat
Koordinasi (Rakor) Pencegahan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan.
Hal itu diungkapkan Asisten Administarsi Umum Setprov Kaltim usai
memimpin rapat koordinasi persiapan rakor yang berlangsung di Kantor
Gubernur, Senin (12/10).
Dikatakan, bencana kabut asap akibat pembakaran lahan yang tidak
kunjung tertangani memerlukan tindakan segera, baik dalam upaya
mengantisipasi maupun penanggulangannya. Kebakaran lahan dan hutan yang
menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat seharusnya jauh-jauh hari dapat
diantisipasi.
"Jika pencegahan dan antisipasi benar-benar dilakukan, dampak kebakaran
lahan dan hutan yang ada tidak akan menjadi lebih luas sekarang ini,"
ujarnya.
Menurutnya, rapat koordinasi yang akan dilakukan sangat penting,
khusunya dalam upaya mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan, baik
oleh bupati/walikota beserta jajaranya, lembaga, begitu pula pihak
swasta khususnya sektor perkebunan dan pertambangan dan kehutanan,
termasuk dinas dan instansi terkait.
Rakor pencegahan kebakaran hutan dan lahan, kata Meiliana, akan
digelar di Ruang Serba Guna Kantor Gubernur Kaltim pada Hari Kamis
(15/10) dan dipimpin langsung oleh Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek
Ishak.
Acara tersebut juga akan dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) Willem Rampangilei. Diharapkan Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah, BPBD se-kabupaten/kota dan dinas instansi terkait juga hadir
dalam pertemuan tersebut. Lembaga swadaya masyarakat juga tidak luput
dari undangan acara ini.
Dengan adanya Rakor pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan
lahan, lanjut Meiliana, diharapkan permasalahan-permasalahan terkait
pembakaran lahan bisa segera diatasi. Berbagai solusi dan masukan sangat
diharapkan baik dari nara sumber maupun dari peserta rakor.
"Kita ingin tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan kabut asap seperti sekarang ini," ujar Meiliana. (mar/sul/hmsprov)
SUMBER : SEKRETARIAT PEMPROV KALTIM