
TANJUNG REDEB. Peningkatan hasil perkebunan dan
diimbangi dengan nilai jual tinggi, jelas bakal meningkatkan pendapatan
pekebun. Apalagi jika ditunjang tingginya kualitas hasil perkebunan
tersebut.
Untuk mendukung hal tersebut, Dinas Perkebunan Kaltim bekerjasama
dengan Dinas Perkebunan Berau menggelar pertemuan penerapan jaminan mutu
serta keamanan pangan bagi pekebun kakao di Bumi Batiwakkal. Kegiatan
yang digelar selama tiga hari tersebut berakhir Rabu (8/5) kemarin dan
ditutup Kepala Dinas Perkebunan Berau Basri Sahrin.
Kepala Seksi Standarisasi Mutu dan Pemasaran Hasil, Dinas Perkebunan
Kaltim, Siti Wahyuni mengatakan, pertemuan tersebut untuk memberikan
pemahaman kepada pekebun kakao untuk meningkatkan mutu hasil
perkebunannya. Bahkan pekebun akan disertifikasi, sehingga mutu produksi
terjamin.
"Selama ini yang memiliki baru petani, seperti petani padi dan
budidaya pertanian lain. Namun perkebunan belum ada. Nah, ini yang akan
kita lakukan," ungkapnya.
Hasil produksi perkebunan khususnya kakao dikatakan Siti, saat ini
terbilang merata, baik yang sudah fermentasi maupun yang belum. Sehingga
tidak ada pembanding antara hasil perkebunan yang bermutu atau tidak.
Hal ini yang merugikan pekebun dalam menikmati hasil panen.
Kegiatan tersebut menurutnya juga bagian dari sinergisitas antara
pekebun dengan petugas teknis lapangan. "Kita akan berikan pembinaan dan
pendampingan dan kegiatan menjadi langkah awal untuk mencapai kakao
dengan mutu terbaik," tandasnya.
Pada 2013 ditambahkan Siti, ada tiga Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
kakao yang diusulkan mendapat sertifikasi. Yakni dari Kecamatan
Sambaliung di Kampung Suaran dan Tumbit Dayak serta Kecamatan Teluk
Bayur di Kampung Tumbit Melayu.
Saat ini pekebun diminta melengkapi pembuatan dokumen sistem mutu
sebagai syarat mendapatkan sertifikat. "Kita juga akan dukung dengan
pendirian koperasi, sehingga harga kakao di daerah akan stabil,"
tandasnya.
Sementara Basri Sahrin mengatakan, luasan perkebunan kakao di Berau
kini mencapai lebih dari 4.000 hektare. Dia juga memberikan dukungan
dengan memaksimalkan petugas pemandu lapangan serta menjalankan
program-program pelatihan.
Tidak hanya kakao, beberapa budidaya lain yang menjadi unggulan daerah
juga terus dimaksimalkan. "Kita berharap dengan kegiatan semacam ini,
semakin meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun," tandasnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 9 MEI 2013