(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Pabrik Berdiri, Harga Karet Stabil

01 Desember 2010 Admin Website Artikel 4489

SENDAWAR – Beroperasinya pabrik karet di Kutai Barat direspons antusias oleh petani karet. Mengingat selama ini getah karet masih dipasarkan ke luar daerah seperti Banjarmasin. Kondisi ini menyebabkan harga karet anjlok karena harus dipotong ongkos pengiriman.

“Selama ini Banjarmasin menjadi kota tujuan pemasaran getah karet dari petani di Kubar. Ini karena belum ada perusahaan karet di Kubar. Dampaknya ya harga agak miring karena harus dipotong biaya pengiriman,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kubar H Sofyan pada media ini, kemarin.
Saat ini, lanjutnya, harga karet mulai stabil sekitar Rp 13 ribu per kilogram. “Hal ini semenjak pabrik karet di Kampung Mencimai Barong Tongkok mulai beroperasi sekitar sebulan lalu. Dulu harga getah karet sempat anjlok ke kisaran Rp 5.000 per kilogram,” jelas Sofyan.

Ke depan menurutnya, tinggal bagaimana supaya petani karet bisa tergabung dalam kelompok tani, karena itu akan berpengaruh pada nilai tawar harga, khususnya sebelum masuk ke koperasi.
“Saat ini yang kami prioritaskan adalah bagaimana memperbaiki  kualitas karet karena sangat berpengaruh terhadap harga ,” papar Sofyan.

Saat ini belum ada standar kualitas getah karet. Itulah yang menyebabkan adanya perbedaan harga di tiap daerah. Selain juga dipengaruhi kurs rupiah terhadap dolar.


Sementara itu Direktur PT Davaco Pabrik Karet, Egon mengatakan, saat ini operasi masih tahap uji coba. “Saat ini masih dalam tahap pembenahan mesin penggilingan karena tidak secepat yang kami harapkan,” ujarnya.
Pihaknya terus berupaya agar pabrik dapat beroperasi maksimal pada Desember mendatang.  “Semoga tidak ada halangan dapat beroperasi bulan depan (Desember, Red). Saat ini tinggal menunggu pengaturan dari manajemen,” paparnya.


Soal kapasitas produksi? “Satu shift  atau 8 jam dapat memproduksi 26 ton. Saat ini masih 2 shift. Kalau mesin optimal bisa 3 shift,” jelasnya.

 

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 30 NOPEMBER 2010

Artikel Terkait