Labanan Jadi Pusat Kilang CPO
21 Juli 2009
Admin Website
Artikel
5133
Dibangunnya kilang CPO oleh investor perkebunan kelapa sawit ini menjadi harapan bahwa Berau bisa menjadi salah satu penghasil CPO terbesar di Indonesia. Selain itu, untuk menggeliatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, baik yang terlibat langsung dalam kegiatan perkebunan, maupun berperan sebagai petani plasma.
#img1# Kini, dampak adanya perkebunan dan kilang tersebut sudah dirasakan masyarakat sekitar. Kesempatan peluang kerja semakin luas dan peningkatan ekonomi pun semakin meningkat. "Keberhasilan kami dalam meningkatkan sektor perkebunan merupakan keberhasilan seluruh masyarakat Berau. Ini merupakan kepercayaan besar para investor yang menanamkan modalnya. Saya sungguh bahagia, sebab kehadiran pabrik CPO jelas manfaatnya dirasakan masyarakat," kata Bupati Berau Makmur HAPK, belum lama ini.
Sebagai penataan ruang tata kabupaten, Desa Labanan, Kecamatan Teluk Bayur dipilih Pemkab Berau sebagai pusat kilang CPO. Pasalnya, desa tersebut dianggap kawasan ekonomis dan memiliki akses transportasi darat dan air untuk pengangkutan hasil panen kelapa sawit dari perkebunan dan pendistribusian CPO ke luar daerah. Apalagi ke depannya, Berau juga akan memiliki pelabuhan samudera, yang akan mendukung aktivitas pengapalan CPO dalam skala lebih besar.
Bukan hanya perusahaan perkebunan kelapa sawit di Berau saja yang melirik Labanan untuk membangun kilang, beberapa perusahaan perkebunan di Kutai Timur pun juga lebih memilih hasil kelapa sawitnya didistribusikan melalui Berau. Hal ini disebabkan faktor jarak yang cukup dekat, dan lebih mudah proses pengapalannya. Tercatat, sudah ada 3 perusahaan dari Muara Wahau, Kutim yang membangun kilang CPO di Labanan.
Di sekitar sungai Segah, Desa Labanan, kini tampak tangki-tangki berkapasitas 2.500 ton untuk penumpukan CPO milik 2 perusahaan di Kutim.
Pada beberapa tangki bahkan sudah ada yang dilengkapi dengan fasilitas pemanas tangki. Ini penting untuk mencairkan CPO yang sempat mengendap atau membeku pada proses penyimpanan. Setiap bulan, sedikitnya ada 3.500 ton minyak CPO yang dibawa ke luar Berau, dengan daerah tujuan Batu Licin (Kalimantan Selatan). Di Batu Licin itulah CPO kembali akan diolah menjadi produk turunan lainnya. Jika nanti ruas jalan dari Muara Wahau (Kutai Timur) ke Labanan (Berau) sudah mulus, Makmur yakin kegiatan penumpukan CPO di Berau ini akan semakin meningkat.
Makmur optimistis, Labanan akan menjadi pusat penumpukan minyak kelapa sawit yang cukup besar di Kaltim. Melihat perkembangan tersebut, maka Labanan berpotensi untuk menjadi daerah Kota Terpadu Mandiri (KTM). Banyak hal yang dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat Labanan jika berkembangnya KTM dan dipusatkannya terminal CPO di wilayah tersebut, terutama membuka kesempatan bekerja, maupun kesempatan wirausaha.
Seiring dengan perkembangan terminal CPO, diharapkan akan tumbuh berbagai kegiatan industri ilir yang akan semakin meningkatkan perekonomian di Berau. Tak perlu diherankan, jika Labanan yang dulu dikenal sebagai daerah transmigrasi, kini sudah semakin maju.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 20 JULI 2009