KTI Kembangkan Tanaman Nilam
SANGATTA- Guna mengembangkan tanaman nilam di daerah ini, Kutai
Timur Investama (KTI) Kutim yang merupakan badan usaha milik daerah
(BUMD, bakal melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam menunjang
program pembangunan sektor agribisnis. Setelah melakukan pengembangan
kebun nilam akan dilanjutkan menjadi pengolahan minyak dengan teknologi
yang memadai.
Sebenarnya Kutim sempat menjadi salah satu kabupaten penghasil nilam
yang mumpuni. Namun saat ini produksi minyak nilam sedang menurun,
bahkan sebagian petani enggan mengembangkan tanaman tersebut lantaran
pertumbuhannya kurang membaik. Kendati demikian, masih ada beberapa
daerah yang perlu dikembangkan karena memiliki potensi yang cukup baik.
“Kita sedang melakukan pembinaan petani di kecamatan Rantau Pulung
(Ranpul) untuk mengembangkan tanaman nilam ini. Bahkan mesin pengolah
minyak nilam juga telah berdiri megah di kecamatan itu,” kata Direktur
Industri Mitra KTI Bambang Dwi.
Dijelaskan, di Rantau Pulung lahannya masih cukup luas dan tanahnya juga
dinilai cocok untuk pengembangan tanaman yang satu ini. Yang jelas,
pihaknya ingin memberdayakan masyarakat melalui tanaman nilam ini,
karena umur tanaman ini relatif singkat sekitar 3 bulan. Setahun bisa
panen sekitar tiga kali.
Saat ini pihaknya sudah menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam
penerapan teknologi pengolahan minyak nilam. Pihaknya sudah melakukan
pengembangan tanaman nilam di kecamatan Rantau Pulung dan berhasil.
Bahkan sudah ada mesin penyulingan untuk mengolah minyak nilam tersebut
atas kerjasama dengan IPB.
”Kita harapkan hasil yang diperoleh dari kerjasama itu nanti adalah
diperoleh penerapan teknologi berbasis penelitian dan pemanfaatan smber
daya alam yang lestari. Kemudian terlaksanakanya tri darma perguruan
tinggi melalui penerapan teknologi serta meningkatkan daya saing
industri minyak nilam melalui penerapan teknologi. Dan akhirnya mampu
meningkatkan pendapatan petani nilam,” kata Bambang.
Kutim sebagai salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah
tetapi pemanfaatannya masih terbatas. Sektor pertambangan saat ini masih
mendominasi pendapatan asli daerah setempat, namun untuk jangka panjang
dan peningkatan perekonomian masyarakat perlu dikembangkan program yang
berbasis sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Diharapkan, dengan pengembangan tanaman nilam ini, Kutim mampu menjadi
salah satu pemasok minyak nilam di dunia. Jika produksinya bisa baik,
tentunya akan berdampak kepada tingkat kesejahteraan petani itu sendiri.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SABTU, 2 OKTOBER 2010