(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Komoditi Kakao Kalah Bersaing

24 April 2008 Admin Website Artikel 3712
Demikian ditegaskan Pj Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop dan UKM) Kabupaten Nunukan Petrus Kanisius SH, kemarin.

#img1# Akibatnya, kata Petrus, selain mampu menekan harga beli yang cukup murah, Malaysia dan Singapura juga semakin membatasi impor buah kakao asal Kabupaten Nunukan ke negara mereka.

Terpuruknya pemasaran kakao ke Malaysia dan Singapura, kata Petrus, disebabkan rendahnya mutu biji buah kakao akibat proses pengeringan biji buah oleh petani belum dilakukan secara profesional.

Selama ini iengeringan hanya dengan cara pemanasan sinar matahari sehingga tidak dapat meminimalkan kadar air yang dikandung biji buah kakao.

"Kasus ini mengancam hilangnya gairah petani di daerah ini untuk tetap bertahan mengelola perkebunan buah kakao," kata Petrus.

Kabupaten Nunukan yang selama ini dikenal memiliki andalan areal perkebunan buah kakao terluas di Kaltim dengan komoditi ekspor, lanjut dia, terancam hanya tinggal cerita.

Menyikapi masalah tersebut, mendampingi Petrus Kanisius, Kasubdin Perindustrian Disperindagkop Dan UKM Kabupaten Nunukan Ir Simon Salempang memastikan instansinya telah mengajukan permintaan bantuan pembangunan pabrik pengolahan biji kakao kepada pemerintah pusat.

"Agar kami mampu bersaing di pasaran, pengolahan biji kakao di daerah ini harus dilakukan secara profesional. Caranya dengan mendirikan pabrik pengolahan biji kakao hingga menjadi bubuk," tegas Simon yang memastikan proposal usulan dimaksud telah dikirimkan dan saat ini tinggal menunggu jawabannya.

Berapa besar kemungkinan usulan itu diterima dan di daerah ini segera berdiri pabrik pengolahan biji kakao, Simon mengaku sangat optimistis.

Alasannya, saat Kepala Disperindagkpop dan UKM Kabupaten Nunukan mengikuti Raker tentang potensi komoditi andalan ekspor daerah perbatasan 7 hingga 9 April lalu di Balikpapan, pemerintah pusat memberikan respons sangat positif, dan menyarankan segera diajukan proposal kebutuhan didirikannya pabrik pengolahan biji kakao di daerah ini.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 24 APRIL 2008

Artikel Terkait