SANGATTA - Kesuburan tanah yang dimiliki Kabupaten
Kutai Timur (Kutim) sangat cocok untuk pengembangan berbagai komoditas
perkebunan, termasuk tanaman karet. Sehubungan hal tersebut, kini satu
lagi perubahaan perkebunan yang ingin menanamkan modalnya di Kutim.
Perusahaan perkebunan dimaksud adalah PT Sumber Karet yang
berminat pengembangkan tanaman karet pada lahan seluas 20 ribu hektare
apabila mendapat izin dari pemerintah kabupaten. Selain mengembangkan
tanaman karet, PT Sumber Karet juga berencana membangun pabrik
berkapasitas 6 ton per jam.
Hal tersebut terungkap pada pelaksanaan presentasi rencana bisnis
pengembangan perkebunan karet di ruang Tempudau Kantor Bupati Kutim
Bukit Pelangi, belum lama ini. Kepala Dinas Perkebunan Ahmadi
Baharuddin mewakili pemerintah kabupaten menyambut baik kehadiran
investor karet untuk berinvestasi di wilayah Kutim. Dengan demikian,
di Kutim selain kelapa sawit menjadi komoditas andalan, juga tanaman
karet.
“PT Sumber Karet merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang perdagangan, perindustrian, pertanian, dan pengangkutan darat.
Maka PT Sumber Karet berencana membangun pabrik crumb rubber di kawasan
perkebunan karet yang diolah,” katanya.
Keberadaan perusahaan tersebut untuk mendukung program Kutim dalam
mengembangkan industri perkebunan karet. Meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD). Menyerap tenaga kerja sekitar 250 orang terserap untuk
bekerja di pabrik, dan 10.000 orang di perkebunan karet (1 orang per
hectare). Meningkatkan pendapatan petani karet dengan adanya pabrik .
“Mengingat produk ini lebih diarahkan kepada ekspor, maka diharapkan
dapat meningkatkan devisa nasional. Dalam pendirian pabrik ini, PT
Sumber Karet sangat mengharapkan agar dapat diberikan lahan perkebunan
karet seluas 20 ribu hektar selama 50 tahun dengan nilai investasi Rp 5
miliar,” lanjutnya.
Dalam mendukung program pembangunan Kutim, PT Sumber Karet akan dapat
mengolah lahan dan membuat industri karet dengan baik. Karena PT Sumber
Karet dikelola oleh manajemen yang telah membuat industri karet dan
perkebunan karet di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan China.
Pengalaman yang dimiliki inilah diharapkan akan dapat mendukung
industri karet di Kutim, apalagi mengingat bahwa keberadaan PT Sumber
Karet tersebut akan dapat meningkatkan PAD, devisa negara, menyerap
tenaga kerja, dan mendukung perkebunan karet rakyat yang sudah ada
saat ini yang dikembangkan petani. Dengan melihat hal tersebut, maka
PT Sumber Karet perlu dipertimbangkan untuk mendapat ruang investasi di
Kutim,” tandas Ahmadi Baharuddin.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, RABU, 6 APRIL 2011