KEK Maloy Akhirnya Diresmikan
MALOY- Menteri Bidang Perekonomian Chairul Tanjung
meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan
dan sejumlah proyek Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) Koridor Kalimantan, di Sangkulirang, Kutai Timur.
Chairul Tanjung menegaskan, kehadiran proyek-proyek MP3EI tidak lain
hanya ditujukan demi percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat. Perlu
pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan itu hanya bisa dilakukan
diantaranya dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
"Apa yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah membangun pertumbuhan
ekonomi memiliki tujuan utama yakni demi kesejahteraan rakyat," kata
Chairul Tanjung saat mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
meresmikan dan melakukan groundbreaking proyek MP3EI Plus di Maloy,
Kutai Timur, Selasa (16/9).
Menurut dia, minyak dan gas serta batu bara memiliki kontribusi besar
dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Produk
Domestik Bruto (PDB). Tapi sayangnya, sektor ini rendah dalam serapan
tenaga kerja. Meski sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
negara, tetapi pengaruhnya tidak signifikan untuk mendorong peningkatan
kesejahteraan rakyat.
Karena itu, apa yang dicanangkan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek
Ishak untuk membangun KEK Maloy yang ditujukan pada sektor pertanian
dalam arti luas, khususnya perkebunan, dinilai sangat tepat.
"Karena, memang di sektor perkebunan untuk penyerapan tenaga kerjanya
jauh lebih besar. Meski perlu waktu untuk mensejahterakan rakyat, bisa 5
hingga 10 tahun ke depan," kata Chairul.
Hal ini berbeda dengan sektor pertambangan, dimana sejak lahan mulai
dibuka, digali, kemudian diekspor, pekerja bisa langsung mendapatkan
uang. Tetapi, perrtanian atau perkebunan butuh waktu.
"Mulai membuka lahan, menanam, panennya bisa lima tahun, bahkan puncaknya bisa mencapai 10 tahun," jelas Chairul.
Jika hanya terfokus pada pengembangan pertanaman dan pengolahan menjadi
crude plam oil (CPO) saja, tentu masih kurang mensejahterakan rakyat.
Karena itu, proses industrialisasi perkebunan menjadi keharusan bagi
setiap perusahaan perkebunan.
"Apa yang dilakukan gubernur
Kaltim bersama bupati dan walikota, terutama Bupati Kutai Timur yang
membangun hilirisasi dari hasil perkebunan perlu didukung semua pihak,
termasuk perangkat sektor. Makanya, pengembangan KIPI Maloy harus
dilanjutkan. Bahkan, Rabu ini (17/9) saya akan mengirim surat kepada Presiden untuk
ditetapkannya Maloy sebagai bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di
Indonesia," ungkap Chairul Tanjung.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengucapkan terima kasih kepada
kepada Presiden SBY yang telah memberikan apresiasi kepada Kaltim bahwa
program MP3EI di daerah ini berjalan baik. Termasuk telah mewujudkan
mimpi masyarakat Kaltim, terutama di Kutai Timur menjadi kenyataan,
yakni memiliki kawasan industri perkebunan dan pertanian.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada Presiden SBY dan Menteri
Perekonomian yang telah mewujudkan mimpi rakyat Kaltim untuk memiliki
kawasan industri perkebunan dan pertanian dalam arti luas. Sebab,
perjuangan ini sangat panjang, yakni ada 15 tahun penantian masyarakat,
sehingga daerah ini memiliki kawasan industri bertaraf internasional,"
jelasnya.
Apalagi, saat ini di Maloy telah terintegrasi dengan PT Indonesia
Plantation Synergy (IPS) yang juga telah memiliki pabrik kelapa sawit
dan pabrik inti sawit yang diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
masyarakat di wilayah tersebut. Dengan luas lahan 1.260 ha, PT IPS telah
terintegrasi dengan Maloy.
Bahkan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan siap membangun tangki
timbun. Diharapkan, dengan terbangun tangki timbun tersebut akan mampu
menciptakan pertumbuhan industri di Maloy.
"Selanjutnya ada 19 perusahaan yang telah siap membangun perusahaan di
Maloy, antara lain PT Swakarsa Agro Mandiri, PT Sinarmas dan PT Teladan
Group. Karena itu, di sinilah akan menjadi pusat hilirisasi pertanian
dalam arti luas," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman berharap
pengembangan sektor pertanian dalam arti luas di Kutim sukses. Sehingga
kesejahteraan rakyat terwujud. "Yang jelas, program sejuta hektar kelapa
sawit telah berjalan di daerah ini. Karena itu, meski Kutim potensial
penghasil batu bara, tetapi pabrik kelapa sawit sudah banyak diresmikan
di daerah ini. Ada 124 pabrik kelapa sawit yang telah diresmikan.
Mudah-mudahan ini mampu mensejahterakan rakyat Kutai Timur," harapnya.
Pada kesempatan berkunjung ke Maloy tersebut, Menko Chariul Tanjung
meresmikan 10 pabrik dan 2 pabrik yang digroundbreaking, yakni Pabrik
Kelapa Sawit PT Indonesia Plantation Synergy (IPS), Pabrik Inti Sawit PT
IPS, Pabrik Pengolahan Limbah Sawit PT IPS, Pabrik Kelapa Sawit PT
Cahaya Anugerah Plantation (CAP), Pabrik Kelapa Sawit PT Khaleda Agro
Prima Malindo, Pabrik Kelapa Sawit PT Sasana Yudha Bhakti, Pabrik Kelapa
Sawit PT Telen, Pembangkit Listrik Tenaga Biogas PT Prima Mitrajaya
Mandiri, Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa Sawit Cakra dan Perdana
Biogas PT Rea Kaltim Plantation, Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa Sawit
PT Daya Lestari dengan PT PLN Kabupaten Berau. Sedangkan yang
digroundbreaking, yakni Pelabuhan Perindustrian Sawit PT IPS dan Pabrik
Refinery PT IPS. (jay/sul/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM