Kebun Sawit Merata, Prioritas Tenaga Kerja Lokal
18 April 2011
Admin Website
Artikel
9554
SANGATTA. Pembangunan perkebunan kelapa sawit yang diterapkan pemerintah
saat ini membawa dampak dan nilai positif bagi pertumbuhan ekonomi
masyarakat Kutim. Jika dulunya perkebunan kelapa sawit hanya dikenal di
dua kecamatan pedalaman, Kongbeng dan Muara Wahau, sekarang sudah
bergeser hampir ke seluruh kecamatan.
KALAU kita pergi ke kawasan pedalaman maupun pesisir, sudah banyak ditemui kawasan hijau dengan tumbuhan kelapa sawit di mana-mana. Bahkan kawasan kecamatan Kaliorang dan Kaubun sampai ke Karangan dan Sangkulirang hingga Sandaran, sudah banyak dijumpai areal perkebunan/ Lahan yang dulunya hanya ditumbuhi rumput dan ilalang, berubah menjadi hamparan hijau pohon kelapa sawit. Seperti sejauh mata memandang, hamparan hijau juga tampak dari kejauhan yang asri dan enak dipandang mata.
Kehadiran investor untuk menanamkan modalnya di sektor perkebunan kelapa sawit, sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dan pola hidupnya. Setidaknya warga banyak yang ikut menjadi tenaga kerja di sektor perkebunan tersebut, baik yang buruh harian atau menjadi karyawan tetap.
Bahkan Pemkab Kutim memiliki kebijakan agar perusahaan yang masuk memprioritaskan tenaga kerja lokal untuk diberdayakan. “Kita ingin semua perusahaan perkebunan memprioritaskan tenaga kerja lokal. Jika masih kurang barulah mencari dari luar Kutim,” kata Bupati H Isran Noor.
Kebijakan Pemkab Kutim itu juga mendapat sambutan sejumlah perusahaan yang kini mulai berkebun di Kutim. Hal itu dimaksudkan, untuk mendekatkan diri antara perusahaan dengan masyarakat sekitar kebun, selain juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara tidak langsung.
Apabila perusahaan merekrut tenaga dari luar, tentunya memerlukan biaya yang lebih besar, seperti transportasi, perumahan dan sebagainya. Namun kalau merekrut tenaga kerja lokal, tidak memerlukan biaya transport dan perumahan. Selain itu, perusahaan juga lebih untung karena masyarakat lokal yang ikut bekerja secara tidak langsung merupakan warga sekitar ikut menjaga investasi yang cukup besar itu.
Kepedulian perusahaan untuk merekrut tenaga kerja lokal juga dibuktikan secara nyata. Salah satu contohnya di PT Swakarsa Sinarsentosa di Muara Wahau yang sudah mempekerjakan ribuan warga setempat. Selain itu juga memberdayakan kontraktor lokal sebagai pemasok bahan baku makanan atau pembangunan fisik di kawasan perkebunan.
“Kita juga memberdayakan warga lokal agar mampu berusaha dengan baik. Tentunya kita beri bimbingan agar mereka mampu bersaing dan tumbuh dengan sehat dan baik,” kata Abdul Halim Johar mewakili manajemen Swakarsa. Bahkan pihaknya juga mengeluarkan kebijakan untuk memberikan beasiswa bagi warga lokal untuk disekolahkan di sektor perkebunan. Jika sudah lulus bakal direkrut jadi tenaga di perusahaan tersebut.
Hal yang sama juga dilakukan PT Indonesia Plantation Synergy (IPS) yang memiliki areal di kawasan Bualbual, kecamatan Sangkulirang serta PT Guntasamba juga menerapkan hal yang sama. Kedua perusahaan itu bersama perusahaan lainnya memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam rekrutmen awal, sebelum mempekerjakan warga dari warga luar.
Bahkan perusahaan juga memiliki kewajiban moral dan sosial untuk memberikan bantuan biaya pendidikan kepada putra-putri yang sekolah di luar.
“Program pendidikan seperti ini sudah dilakukan PT IPS yang memberikan biaya sekolah kepada anak-anak sekitar Kutim. Bahkan setelah lulus nanti juga bakal direkrut menjadi karyawan di perusahaan tersebut,” kata Camat Sangkulirang H Hormansyah.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 18 APRIL 2011
KALAU kita pergi ke kawasan pedalaman maupun pesisir, sudah banyak ditemui kawasan hijau dengan tumbuhan kelapa sawit di mana-mana. Bahkan kawasan kecamatan Kaliorang dan Kaubun sampai ke Karangan dan Sangkulirang hingga Sandaran, sudah banyak dijumpai areal perkebunan/ Lahan yang dulunya hanya ditumbuhi rumput dan ilalang, berubah menjadi hamparan hijau pohon kelapa sawit. Seperti sejauh mata memandang, hamparan hijau juga tampak dari kejauhan yang asri dan enak dipandang mata.
Kehadiran investor untuk menanamkan modalnya di sektor perkebunan kelapa sawit, sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dan pola hidupnya. Setidaknya warga banyak yang ikut menjadi tenaga kerja di sektor perkebunan tersebut, baik yang buruh harian atau menjadi karyawan tetap.
Bahkan Pemkab Kutim memiliki kebijakan agar perusahaan yang masuk memprioritaskan tenaga kerja lokal untuk diberdayakan. “Kita ingin semua perusahaan perkebunan memprioritaskan tenaga kerja lokal. Jika masih kurang barulah mencari dari luar Kutim,” kata Bupati H Isran Noor.
Kebijakan Pemkab Kutim itu juga mendapat sambutan sejumlah perusahaan yang kini mulai berkebun di Kutim. Hal itu dimaksudkan, untuk mendekatkan diri antara perusahaan dengan masyarakat sekitar kebun, selain juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara tidak langsung.
Apabila perusahaan merekrut tenaga dari luar, tentunya memerlukan biaya yang lebih besar, seperti transportasi, perumahan dan sebagainya. Namun kalau merekrut tenaga kerja lokal, tidak memerlukan biaya transport dan perumahan. Selain itu, perusahaan juga lebih untung karena masyarakat lokal yang ikut bekerja secara tidak langsung merupakan warga sekitar ikut menjaga investasi yang cukup besar itu.
Kepedulian perusahaan untuk merekrut tenaga kerja lokal juga dibuktikan secara nyata. Salah satu contohnya di PT Swakarsa Sinarsentosa di Muara Wahau yang sudah mempekerjakan ribuan warga setempat. Selain itu juga memberdayakan kontraktor lokal sebagai pemasok bahan baku makanan atau pembangunan fisik di kawasan perkebunan.
“Kita juga memberdayakan warga lokal agar mampu berusaha dengan baik. Tentunya kita beri bimbingan agar mereka mampu bersaing dan tumbuh dengan sehat dan baik,” kata Abdul Halim Johar mewakili manajemen Swakarsa. Bahkan pihaknya juga mengeluarkan kebijakan untuk memberikan beasiswa bagi warga lokal untuk disekolahkan di sektor perkebunan. Jika sudah lulus bakal direkrut jadi tenaga di perusahaan tersebut.
Hal yang sama juga dilakukan PT Indonesia Plantation Synergy (IPS) yang memiliki areal di kawasan Bualbual, kecamatan Sangkulirang serta PT Guntasamba juga menerapkan hal yang sama. Kedua perusahaan itu bersama perusahaan lainnya memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam rekrutmen awal, sebelum mempekerjakan warga dari warga luar.
Bahkan perusahaan juga memiliki kewajiban moral dan sosial untuk memberikan bantuan biaya pendidikan kepada putra-putri yang sekolah di luar.
“Program pendidikan seperti ini sudah dilakukan PT IPS yang memberikan biaya sekolah kepada anak-anak sekitar Kutim. Bahkan setelah lulus nanti juga bakal direkrut menjadi karyawan di perusahaan tersebut,” kata Camat Sangkulirang H Hormansyah.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 18 APRIL 2011