(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Kaltim Perlu Adopsi Produksi Kakao Sumbar

22 Maret 2013 Admin Website Berita Kedinasan 2770
Kaltim Perlu Adopsi Produksi Kakao Sumbar

Jajaran Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim  dipimpin Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ir Etnawati.Msi, melakukan Orientasi  Lapangan (OL) ke Provinsi Sumatera Barat  6-9 Maret  lalu,  mengunjungi Kelompok Tani Terpadu Inova di Desa Jorong Balubuih Nagari Sungai Talang Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, juga ke pabrik pengolahan Kakao Cochato  produksi kelompok tani Tanjung Subur Kelurahan Kapalkoto Kecamatan, Payakumbuh Selatan, Sumatera Barat.  

Komoditi kakao di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami peningkatan luas areal dan produksi cukup  signifikan, yakni luas areal pada tahun 2006 hanya 26.058 hektar dan pada 2012 menjadi 121.000 hektar.  

Begitu juga tingkat produksi dari 16.000 ton menjadi 63.000 ton. Sedangkan salah satu program utama peningkatan produksi kakao melalui pemanfaatan budidaya yang baik, dengan penyediaan klon-klon unggul dan gerakan pemangkasan kakao serta memberikan pemahaman yang tepat  kepada petani.

Program utama lainnya, melalui  Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP) yakni penganekaragaman  usaha petani minimal harus mempunyai tiga usaha, perkebunan/pertanian, peternakan dan perikanan.

Kelompok Tani Terpadu Inovasi  di Desa Jorong Balubuih Nagari Sungai Talang   mengelola kebun kakao dengan luas 20 hektar. Semula kebun itu terlantar ditinggal pemiliknya  merantau kemudian dikelola kelompok tani dengan pembagian hasil 40 persen untuk kelompok tani dan untuk pemilik 40 persen dan 20 persen untuk operasional.

Kelompok Tani Terpadu Inovasi  merupakan kelompok tani peraih juara tiga nasional pada 5 November 2012. Salah satu  kunci keberhasilannya memberikan motivasi melakukan usaha tani yang baik  dengan visi dan misi yang jelas dari kelompok serta keterikatan adat yang kuat menjadikan  faktor penentu keberhasilan usaha tani di wilayah tersebut.

Untuk kunjungan ke pabrik pengolahan Kakao Cochato,  produksi Kelompok Tani Tanjung Subur Kelurahan Kapalkoto, rombongan  mendapat pengetahuan, teryata Kelompok Tani Tanjung Subur memiliki ketekunan  membina anggotanya serta disiplin  yang tinggi melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan bersama.

Berkat ketekunannya pada 2011 mendapat bantuan dari Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) berupa alat produksi kakao dan bangunan serta biaya operasional  dengan total Rp700 juta juga bantuan dari Disperindagkop Sumbar berupa alat prees, packing, meja cetak dan etalase.

Hasil produksi sekarang ini, bubuk coklat murni, bubuk coklat 3 in 1, coklat batangan, permen coklat, lemak coklat dan makanan coklat. Untuk mengoperasikan mesin cukup dikerjakan dengan lima orang karyawan yang merupakan anggota Kelompok Tani Tanjung Subur. Sedangkan bahan baku biji kakao diperoleh dari anggotanya kelompok tani atau para pertani yang menjual biji kakao.            

Keberhasilan yang dilaksanakan Pemprov Sumbar pada percepatan dan peningkatan  produksi tanaman kakao  perlu diadopsi Dinas Perkebunan Kaltim. Diantaranya melalui penyediaan klon unggul bermutu  dalam jumlah yang cukup dan harganya terjangkau melalui pembangunan dan pemurnian kebun-kebun entres.

Penyediaan prasarana dan sarana untuk peningkatan produksi melalui gerakan peningkatan luas areal dan produksi tanaman kakao dengan melanjutkan Gerakan Nasional (Gernas) Kakao dengan pembiayaan APBD Provinsi dan Kabupaten/kota.

Perbaikan mutu hasil tanaman kakao  melalui penyediaan peralatan pasca panen dan Unit Pengolahan Hasil (UPH) serta pelatihan teknis tentang pengolahan hasil dan gerakan fermentasi tanamnan kakao juga peningkatan sumber daya manusia (SDM) petugas dan petani melalui pelatihan-pelatihan pemberdayaan ekonomi dan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT).

"Tindak lanjut OL diperlukan adanya pendalaman melalui kunjungan belajar dan magang para UPTD  Teknologi Terapan  atau  kelompok tani untuk mengkaji lebih jauh tentang SOP pengelolaan UPH Kakao untuk bisa diterapkan  secara operasional di Kaltim khususnya wilayah sentra produksi  kakao," ujar Etnawati. (sar/hmsprov).

SUMBER : SEKRETARIAT

 

Artikel Terkait