Kakao dan Sawit Komoditas Primadona
30 Desember 2008
Admin Website
Artikel
3954
#img1# "Beberapa investor telah siap menggarap usaha perkebunan yang memiliki potensi besar bagi kemakmuran dan kesejahteraan daerah dan masyarakat," ungkap Ilham Zain, sekretaris Disperindagkop kepada, Selasa (23/12).
Untuk pengembangan komoditas kakao di Kaltim, kecamatan Sebatik merupakan pintu gerbang dalam pengembangannya. Karena itulah, Pemkab Nunukan terus berupaya agar kakao menjadi komoditas primadona daerah kedua setelah perkebunan sawit.
Rencana pembangunan industri berbasis kakao tersebut, saat ini masih dalam tahap perencanaan, dan jika tak ada aral 2010 mendatang, perencanaan sudah matang, dan di 2011 diharapkan siap direalisasikan.
Tidak hanya bertumpu pada investor semata, masyarakat setempat juga ikut mengembangkan perkebunan kakao melalui program plasma. Masyarakat di Sebatik pun menganggap bahwa potensi kakao menjanjikan.
Disadari bahwa, kakao adalah komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Di samping itu, kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri.
Perkebunan kakao Indonesia mengalami perkembangan pesat sejak awal tahun 1980-an dan pada tahun 2002, areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 hektare di mana sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan besar negara, serta 6,7% perkebunan besar swasta.
Berbicara soal industri kecil menengah (IKM) dan usaha kecil menengah (UKM), disebutkan Ilham, pihaknya masih melakukan pembinaan kepada kurang lebih 500 IKM dan 1.205 UKM se- Kabupaten Nunukan.
Jumlah UKM tersebut terbagi dari 725 di kecamatan Nunukan, 116 di Sebatik Induk, 16 UKM di Sebatik Barat, 83 UKM di Sebuku, 69 UKM di Sembakung, 46 UKM di Lumbis dan sebanyak 150 UKM di kecamatan Krayan.
"Pembinaan IKM dan UKM dilakukan dengan cara memberikan pelatihan skill dan kemampuan, serta metode-metode lainnya sesuai dengan jenis usaha yang dikerjakan. Dan untuk diketahui, minat masyarakat untuk membuka usaha kecil menengah trennya mengalami peningkatan," katanya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 25 DESEMBER 2008