(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Investor Sawit Stagnan

22 Juni 2009 Admin Website Artikel 3664
Mantan Camat Sangkulirang Alfian mengatakan, dari 12 perusahaan itu memang banyak yang belum melakukan gerakan lapangan. Perusahaan yang terdaftar itu adalah PT Etam Bumi Letari (EBL), PT Cipta Graha, PT Fairco Agro Mandiri (FAM), PT Wira Winova, PT Agro Mandiri, PT Teladan Plantation (Telen), dan PT Gunta Samba serta perusahaan sawit lainnya. Dari tiap investor sawit itu masing-masing memegang izin luasan lokasi ribuan hektare.

Disebutkan, salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang dinilai Alfian, stagnan adalah PT Wira Sukses Abadi (WSA), dan beberapa investor sawit lainnya. Perusahaan itu harus dipanggil untuk menyampaikan kinerja perusahaannya setelah mendapat izin lokasi dari pemerintah. "Begitu juga perusahaan sawit ADR, di lapangan tampak stagnan," beber Alfian di balai pertemuan umum Desa Benua Baru, Kecamatan Sangkulirang.

Bagi perusahaan yang stagnan, Alfian mengharapkan kepada pemerintah kabupaten agar mengevaluasi perusahaan yang bersangkutan untuk dipertimbangkan mengenai izin lokasi usahanya. Paling tidak, perusahaan yang bersangkutan tidak dapat perpanjangan izin lagi.

Mendengar laporan itu, Bupati Kutim Isran Noor menegaskan, perusahaan yang telah mengantongi izin usaha perkebunan, dan ternyata di lapangan tidak ada kegiatan, izin perusahaan bakal dicabut. Kutim ini ibarat madu, pasti semut selalu berkerumun. Kutim adalah ladang investasi yang menjanjikan, wajar investor datang menanamkan modal di daerah ini. "Kalau tidak salah ingat, ada 34 perusahaan sawit masuk waiting list (daftar tunggu). Tiga puluh empat perusahaan sawit tersebut berebut izin lokasi,’ bebernya.

Jika perusahaan sawit yang stagnan tadi ditertibkan, otomatis perusahaan lainnya bisa masuk berinvestasi di Kutim. Hanya saja perlu koordinasi dengan pihak terkait. Jangan-jangan izin perusahaan perkebunan tersebut dicabut, misalnya, yang menggantikan, juga tidak serius dan sungguh-sungguh membangun Kutim bersama masyarakat setempat. Ini jangan sampai terjadi. "Calon investor harus betul-betul selektif, karena kalau salah-salah, warga sendiri yang rugi," imbau Isran di hadapan hadirin.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 21 JUNI 2009

#img2#

Artikel Terkait