BALIKPAPAN. Peneliti dari Puslitbang Perkebunan Kementerian
Pertanian, Dr Ir Bambang Prastowo mendorong Pemkab Kutim untuk
mengembangkan varietas tanaman Aren Genjah secara massal. Pasalnya,
selain bermanfaat untuk pangan, tanaman ini juga bisa menjadi energi
alternatif dalam bentuk bioetanol.
Kendati demikian, untuk
mengembangkan energi bioetanol secara massif, Pemkab Kutim kata Bambang,
harus menyediakan lahan dan alat khusus guna menunjang kadar alkohol
yang lebih baik.
"Kalau mau jadi bioetanol harus divermentasi
lebih bagus, ada
alat-alatnya, supaya hasilnya juga lebih bagus. Sebab kalau mengolahnya
dibiarkan secara tradisionil, untuk seliter jadinya sedikit,
paling-paling hanya sepersepuluh kadar alkoholnya," katanya, Rabu
(26/9/2012) di hotel Novotel Balikpapan.
Bambang mengatakan,
untuk menjadi campuran bahan bakar premium maka kadar alkhohol bioetanol
harus diatas 97 persen. Jika tidak, maka mesin dapat mengalami
kerusakan. "Untuk menjadi campuran premium harus diatas 97 persen, yang 3
persen itu kan air. Kalau air lebih banyak maka saat masuk ke mesin
akan rusak. Makanya ada bioetanol untuk mobil itu namanya FGE (Fuel
Grade Ethanol). Itu yang boleh atau mau diterima oleh Pertamina,"
jelasnya.
Potensi untuk mengembangkan energi bioetanol, lanjut
Bambang, cukup besar. Hanya saja, sejauh ini belum ada yang
memproduksinya secara massal. Selain terkendala pada bahan baku yang
terbatas, pengembangan energi bioetanol juga kerap bersaing dengan
pengembangan di
sektor pangan. (*)
DIKUTIP DARI TRIBUN KALTIM, KAMIS, 27 SEPTEMBER 2012