SAMARINDA - Gubernur Awang Faroek Ishak menaruh
keyakinan besar, investor dalam dan luar negeri masih sangat
berminat menanamkan investasinya ke Kaltim. Pasalnya, menurut Awang,
peluang investasi di daerah kaya sumber daya alam ini masih sangat
terbuka.
"Saya sangat yakin, Kaltim mampu menarik investasi lebih besar di
masa-masa yang akan datang. Apalagi sekarang, Kaltim telah memiliki
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang pasti akan banyak membantu
kemudahan pelayanan perijinan," kata Awang Faroek saat memberi sambutan
pada peresmian PTSP Kaltim yang dihadiri Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), Gita Wiryawan di Halaman Kantor Badan Perijinan
dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, Jumat (18/3).
Potensi-potensi yang dimaksudkan gubernur adalah pemanfaatan sumber
daya alam tak terbarukan (unrenewable resources) dan produk-produk
sumber daya alam lainnya yang hingga kini belum dioptimalkan, seperti
Coal Bed Methane (CBM) dengan cadangan yang tersimpan di perut bumi
Kaltim sekitar 108,3 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet). Jumlah yang
sangat besar sekitar 23,5 persen cadangan CBM nasional.
Selain CBM Kaltim juga masih menyimpan banyak potensi sumber daya alam
tak terbarukan dan sumber daya alam terbarukan, termasuk untuk mendukung
pengembangan Kaltim sebagai pusat agroindustri nasional. Program
pengembangan pertanian dalam arti luas, pertanian dan perkebunan
membutuhkan investasi di bidang industri pengolahan berbagai produk
turunan (down stream).
Program pembangunan Kaltim lanjut Awang masih memerlukan investasi PMDN
dan PMA untuk kegiatan usaha industri makanan, transportasi, gudang,
telekomunikasi, tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, perumahan,
kawasan industri dan perkantoran, listrik, gas, air dan jasa lainnya.
Awang menambahkan, investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kaltim pada
tahun 2009 berada di posisi ke-11, kemudian meningkat pada 2010 ke
posisi 5 Nasional di bawah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan
Banten dengan nilai investasi US$ 988,7 juta atau setara dengan Rp1,09
triliun.
Sedangkan untuk investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) jika pada
2009 Kaltim masih berada di urut 18 secara nasional, maka pada tahun
2010, investasi ke Kaltim melonjak pesat hingga mencapai Rp7,8 triliun.
Kaltim bahkan berada di ranking ke-3 Nasional setelah Jawa Barat dan
Jawa Timur.
Sementara itu, Kepala BKPM Gita Wiryawan menegaskan komitmennya untuk
mendorong sebaran investasi, tidak hanya berkutat di Pulau Jawa saja.
Ia menargetkan, investasi PMDN maupun PMA ke depan, bisa bergerak hingga
menembus angka 50 persen investasi di Jawa dan 50 persen investasi ke
luar Jawa.
"Tahun 2009, sebaran investasi untuk daerah luar Jawa masih berkutat
pada angka 13,7 persen. Tapi 2010, persentasenya sudah mencapai 38
persen. Peningkatan ini luar biasa untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan
pasar tenaga kerja di luar Jawa," kata Gita Wirjawan.
Gita Wirjawan melanjutkan, program yang direncanakan Pemprov Kaltim
sudah sangat sejalan dengan rencana yang akan dilakukan BKPM untuk
mendistribusikan investasi ke luar Jawa. Sebab itu, ia mengajak semua
pihak untuk mendukung rencana tersebut.
"Saya lihat, Kaltim sudah berada di track yang benar. Sebab itu, saya
ingin mengajak PMDN maupun PMA untuk tidak ragu melakukan investasinya
ke Kaltim. Langkah ini juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional
menjadi lebih baik, di masa depan," beber Gita Wirjawan.
Dia berharap, Kaltim dapat menangkap peluang distribusi penanaman modal
tersebut dengan segera menyiapkan landasan yang tepat dalam perencanaan
hilirisasi produk. Hal-hal yang mesti disiapkan yang disarankan Gita
Wirjawan adalah penyiapan soft infrastruktur (pengembangan sumber daya
manusia) dan hard infrastruktur (jalan, jembatan, bandara udara,
pelabuhan dan lainnya).
Secara nasional, realisasi investasi PMDN terus mengalami peningkatan
dari Rp133 triliun pada 2009, menjadi 208,5 triliun pada 2010.
Peningkatan tersebut akan mendukung pertumbuhan ekonomi nacional hingga 7
- 8 persen pertahun. Sementara target investasi yang akan dicapai pada
2014 secara nasional antara 550 triliun hingga 600 triliun.
Acara peresmian PTSP Provinsi, Kabupaten/Kota tersebut juga dihadiri
Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, Walikota Balikpapan H Imdaad
Hamid, Wakil Walikota Samarinda Nusyirwan Ismail yang juga mantan Kepala
BPPMD Kaltim, dan perwakilan kabupaten/kota. Hadir pula dalam
kesempatan tersebut, Asisten Administrasi Umum HM Aswin dan Asisten
Ekonomi Keuangan dan Pembangunan HM Sa'bani, serta sejumlah pimpinan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk Kepala BPPMD Kaltim, H
Yadi Sabianoor.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM