Investor Pasti Minati Kaltim
19 Maret 2011
Admin Website
Artikel
3794
SAMARINDA - Gubernur Awang Faroek Ishak menaruh
keyakinan besar, investor dalam dan luar negeri masih sangat
berminat menanamkan investasinya ke Kaltim. Pasalnya, menurut Awang,
peluang investasi di daerah kaya sumber daya alam ini masih sangat
terbuka.
"Saya sangat yakin, Kaltim mampu menarik investasi lebih besar di masa-masa yang akan datang. Apalagi sekarang, Kaltim telah memiliki Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang pasti akan banyak membantu kemudahan pelayanan perijinan," kata Awang Faroek saat memberi sambutan pada peresmian PTSP Kaltim yang dihadiri Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wiryawan di Halaman Kantor Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, Jumat (18/3).
Potensi-potensi yang dimaksudkan gubernur adalah pemanfaatan sumber daya alam tak terbarukan (unrenewable resources) dan produk-produk sumber daya alam lainnya yang hingga kini belum dioptimalkan, seperti Coal Bed Methane (CBM) dengan cadangan yang tersimpan di perut bumi Kaltim sekitar 108,3 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet). Jumlah yang sangat besar sekitar 23,5 persen cadangan CBM nasional.
Selain CBM Kaltim juga masih menyimpan banyak potensi sumber daya alam tak terbarukan dan sumber daya alam terbarukan, termasuk untuk mendukung pengembangan Kaltim sebagai pusat agroindustri nasional. Program pengembangan pertanian dalam arti luas, pertanian dan perkebunan membutuhkan investasi di bidang industri pengolahan berbagai produk turunan (down stream).
Program pembangunan Kaltim lanjut Awang masih memerlukan investasi PMDN dan PMA untuk kegiatan usaha industri makanan, transportasi, gudang, telekomunikasi, tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, listrik, gas, air dan jasa lainnya.
Awang menambahkan, investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kaltim pada tahun 2009 berada di posisi ke-11, kemudian meningkat pada 2010 ke posisi 5 Nasional di bawah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten dengan nilai investasi US$ 988,7 juta atau setara dengan Rp1,09 triliun.
Sedangkan untuk investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) jika pada 2009 Kaltim masih berada di urut 18 secara nasional, maka pada tahun 2010, investasi ke Kaltim melonjak pesat hingga mencapai Rp7,8 triliun. Kaltim bahkan berada di ranking ke-3 Nasional setelah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Sementara itu, Kepala BKPM Gita Wiryawan menegaskan komitmennya untuk mendorong sebaran investasi, tidak hanya berkutat di Pulau Jawa saja. Ia menargetkan, investasi PMDN maupun PMA ke depan, bisa bergerak hingga menembus angka 50 persen investasi di Jawa dan 50 persen investasi ke luar Jawa.
"Tahun 2009, sebaran investasi untuk daerah luar Jawa masih berkutat pada angka 13,7 persen. Tapi 2010, persentasenya sudah mencapai 38 persen. Peningkatan ini luar biasa untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja di luar Jawa," kata Gita Wirjawan.
Gita Wirjawan melanjutkan, program yang direncanakan Pemprov Kaltim sudah sangat sejalan dengan rencana yang akan dilakukan BKPM untuk mendistribusikan investasi ke luar Jawa. Sebab itu, ia mengajak semua pihak untuk mendukung rencana tersebut.
"Saya lihat, Kaltim sudah berada di track yang benar. Sebab itu, saya ingin mengajak PMDN maupun PMA untuk tidak ragu melakukan investasinya ke Kaltim. Langkah ini juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional menjadi lebih baik, di masa depan," beber Gita Wirjawan.
Dia berharap, Kaltim dapat menangkap peluang distribusi penanaman modal tersebut dengan segera menyiapkan landasan yang tepat dalam perencanaan hilirisasi produk. Hal-hal yang mesti disiapkan yang disarankan Gita Wirjawan adalah penyiapan soft infrastruktur (pengembangan sumber daya manusia) dan hard infrastruktur (jalan, jembatan, bandara udara, pelabuhan dan lainnya).
Secara nasional, realisasi investasi PMDN terus mengalami peningkatan dari Rp133 triliun pada 2009, menjadi 208,5 triliun pada 2010. Peningkatan tersebut akan mendukung pertumbuhan ekonomi nacional hingga 7 - 8 persen pertahun. Sementara target investasi yang akan dicapai pada 2014 secara nasional antara 550 triliun hingga 600 triliun.
Acara peresmian PTSP Provinsi, Kabupaten/Kota tersebut juga dihadiri Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, Walikota Balikpapan H Imdaad Hamid, Wakil Walikota Samarinda Nusyirwan Ismail yang juga mantan Kepala BPPMD Kaltim, dan perwakilan kabupaten/kota. Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Asisten Administrasi Umum HM Aswin dan Asisten Ekonomi Keuangan dan Pembangunan HM Sa'bani, serta sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk Kepala BPPMD Kaltim, H Yadi Sabianoor.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Saya sangat yakin, Kaltim mampu menarik investasi lebih besar di masa-masa yang akan datang. Apalagi sekarang, Kaltim telah memiliki Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang pasti akan banyak membantu kemudahan pelayanan perijinan," kata Awang Faroek saat memberi sambutan pada peresmian PTSP Kaltim yang dihadiri Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wiryawan di Halaman Kantor Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, Jumat (18/3).
Potensi-potensi yang dimaksudkan gubernur adalah pemanfaatan sumber daya alam tak terbarukan (unrenewable resources) dan produk-produk sumber daya alam lainnya yang hingga kini belum dioptimalkan, seperti Coal Bed Methane (CBM) dengan cadangan yang tersimpan di perut bumi Kaltim sekitar 108,3 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet). Jumlah yang sangat besar sekitar 23,5 persen cadangan CBM nasional.
Selain CBM Kaltim juga masih menyimpan banyak potensi sumber daya alam tak terbarukan dan sumber daya alam terbarukan, termasuk untuk mendukung pengembangan Kaltim sebagai pusat agroindustri nasional. Program pengembangan pertanian dalam arti luas, pertanian dan perkebunan membutuhkan investasi di bidang industri pengolahan berbagai produk turunan (down stream).
Program pembangunan Kaltim lanjut Awang masih memerlukan investasi PMDN dan PMA untuk kegiatan usaha industri makanan, transportasi, gudang, telekomunikasi, tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, listrik, gas, air dan jasa lainnya.
Awang menambahkan, investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kaltim pada tahun 2009 berada di posisi ke-11, kemudian meningkat pada 2010 ke posisi 5 Nasional di bawah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten dengan nilai investasi US$ 988,7 juta atau setara dengan Rp1,09 triliun.
Sedangkan untuk investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) jika pada 2009 Kaltim masih berada di urut 18 secara nasional, maka pada tahun 2010, investasi ke Kaltim melonjak pesat hingga mencapai Rp7,8 triliun. Kaltim bahkan berada di ranking ke-3 Nasional setelah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Sementara itu, Kepala BKPM Gita Wiryawan menegaskan komitmennya untuk mendorong sebaran investasi, tidak hanya berkutat di Pulau Jawa saja. Ia menargetkan, investasi PMDN maupun PMA ke depan, bisa bergerak hingga menembus angka 50 persen investasi di Jawa dan 50 persen investasi ke luar Jawa.
"Tahun 2009, sebaran investasi untuk daerah luar Jawa masih berkutat pada angka 13,7 persen. Tapi 2010, persentasenya sudah mencapai 38 persen. Peningkatan ini luar biasa untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja di luar Jawa," kata Gita Wirjawan.
Gita Wirjawan melanjutkan, program yang direncanakan Pemprov Kaltim sudah sangat sejalan dengan rencana yang akan dilakukan BKPM untuk mendistribusikan investasi ke luar Jawa. Sebab itu, ia mengajak semua pihak untuk mendukung rencana tersebut.
"Saya lihat, Kaltim sudah berada di track yang benar. Sebab itu, saya ingin mengajak PMDN maupun PMA untuk tidak ragu melakukan investasinya ke Kaltim. Langkah ini juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional menjadi lebih baik, di masa depan," beber Gita Wirjawan.
Dia berharap, Kaltim dapat menangkap peluang distribusi penanaman modal tersebut dengan segera menyiapkan landasan yang tepat dalam perencanaan hilirisasi produk. Hal-hal yang mesti disiapkan yang disarankan Gita Wirjawan adalah penyiapan soft infrastruktur (pengembangan sumber daya manusia) dan hard infrastruktur (jalan, jembatan, bandara udara, pelabuhan dan lainnya).
Secara nasional, realisasi investasi PMDN terus mengalami peningkatan dari Rp133 triliun pada 2009, menjadi 208,5 triliun pada 2010. Peningkatan tersebut akan mendukung pertumbuhan ekonomi nacional hingga 7 - 8 persen pertahun. Sementara target investasi yang akan dicapai pada 2014 secara nasional antara 550 triliun hingga 600 triliun.
Acara peresmian PTSP Provinsi, Kabupaten/Kota tersebut juga dihadiri Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, Walikota Balikpapan H Imdaad Hamid, Wakil Walikota Samarinda Nusyirwan Ismail yang juga mantan Kepala BPPMD Kaltim, dan perwakilan kabupaten/kota. Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Asisten Administrasi Umum HM Aswin dan Asisten Ekonomi Keuangan dan Pembangunan HM Sa'bani, serta sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk Kepala BPPMD Kaltim, H Yadi Sabianoor.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM