BALIKPAPAN. Menteri Pertanian Suswono menilai,
kontribusi Kalimantan Timur bagi pembangunan nasional sangat luar biasa,
seiring dengan potensi sumber daya alam yang dikembangkan saat ini dan
pengembangan potensi lahan pertaninan yang cukup luas, Kaltim
berpotensi menjadi lumbung pangan nasional.
"Kontribusi Kaltim bagi pembangunan nasional luar biasa, demikian halnya
kontribusi ke depan dengan pengembangan sektor pertanian, Kaltim akan
menjadi yang luar biasa," ujar Suswono, dalam Rapat Koordinasi
Percepatan Pelaksanaan Proyek Masterplan Perluasan dan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kalimantan Timur, di Hotel Gran
Senyiur, Selasa (15/5) malam.
Suswono, selaku Koordinator Wilayah Koridor III Kalimantan,
mengungkapkan selain hal tersebut, untuk proyek MP3EI Koridor III
Kalimantan, Kaltim juga merupakan provinsi dengan nilai investasi
terbesar dari tiga provinsi lainnya.
"Meskipun mengalami penurunan nilai investasi, dari sekitar Rp900
triliun pada Februari lalu menjadi Rp740 triliun pada Mei ini. Namun
secara keseluruhan Koridor Kalimantan masih terbesar diantara koridor
yang lainnya, dan Kaltim dengan empat lokus projectnya menempati posisi
teratas diantara tiga provinsi lainnya," katanya.
Suswono mengimbau kepada Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (KP3EI) Kaltim, untuk terus berkoordinasi dengan Tim
Kerja Koridor III Kalimantan dan KP3EI Pusat. Selain itu juga terus
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam proyek MP3EI dan
menyiapkan rekomendasi kebijakan dalam rangka akselerasi dan percepatan
proyek-proyek MP3EI di Kalimantan dan Kaltim pada khususnya.
"Tim kerja itu harus terus bersinergi dengan pemerintah pusat agar apa
yang diinginkan Presiden untuk proyek-proyek MP3EI di Indonesia
khususnya di Kalimantan bisa berjalan dengan baik," imbaunya.
Sebelumnya, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak, memaparkan progress
empat lokus project yang ada di Kaltim, yakni lokus 1, terdiri dari
Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, jenis proyek bauksit, alumina,
kepala sawit, batubara, dan perkayuan dengan nilai investasi sebesar
Rp111,59 triliun. Selanjutnya, lokus 2, Kota Balikpapan dan sekitarnya
(kelapa sawit, migas, perkayuan, Rp159,50 trilliun). Kemudian, lokus 3,
Rapak dan Ganal (Rp70 trilliun). Dan terakhir adalah lokus 4, di Selatan
Kaltim (project kereta api, batubara dan Jalan Trans Kalimantan, Rp.
61,15 trilliun).
Selain keempat lokus project tersebut, Pemprov Kaltim juga terus
mengembangkan pembangunan sektor pertanian dalam arti luas, yang
meliputi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Salah satu
proyek pertanian yang sedang berjalan saat ini adalah food and rice
estate, yang juga masuk dalam program pemerintah pusat untuk ketahanan
pangan di Kaltim dan Indonesia.
"Selain pembangunan di bidang infrastruktur jalan dan jembatan untuk
pembenahan interkoneksi di Kaltim, Pemprov juga berkomitmen untuk
melakukan pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas, yang didukung
dengan potensi lahan pertanian yang sangat luas di Kaltim. Sejumlah
program sudah kita jalankan, seperti food and rice estate di 10
kabupaten di Kaltim, kemudian integrasi perkebunan kelapa sawit dengan
ternak sapi, dan budidaya perikanan air tawar eks lahan tambang," jelas
Awang Faroek.
Dalam kesempatan tersebut, Awang Faroek meminta kepada peserta Rakor
Percepatan Pelaksanaan Proyek MP3EI di Kaltim, agar bisa melaksanakan
amanat dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk proyek-proyek
MP3EI.
"Sebagaimana kita ketahui, Pak SBY menginginkan proyek-proyek MP3EI
tidak boleh ada yang mangkrak. Mari kita bersama-sama mensukseskan
pembangunan proyek MP3EI khususnya di Koridor III Kalimantan dan
Kaltim," pintanya.
Rakor Percepatan Pelaksanaan Proyek MP3EI di Kaltim diikuti oleh
bupati/walikota se Kaltim, Kepala SKPD lingkup Pemprov Kaltim, dan SKPD
terkait dari kabupaten/kota. (her/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM