(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Ini Empat Dampak Positif Bea Keluar CPO Progresif

03 Februari 2014 Admin Website Berita Nasional 7030
Ini Empat Dampak Positif Bea Keluar CPO Progresif
JAKARTA. Pemerintah sudah memberlakukan bea keluar progresif untuk minyak sawit (CPO) sejak 14 September 2011. Hingga sekitar tiga tahun berjalan, pemerintah menyebut kebijakan tersebut bisa membawa industri hilir kelapa sawit Indonesia menggeser dominasi Malaysia di dunia.

Padahal, negeri jiran tersebut telah mengembangkan industri hilir kelapa sawit sejak era 1990-an. "Karena menyadari bahwa tanaman ini dapat dimanfaatkan hingga level yang paling hilir," Isi kajian signifikansi bea keluar terhadap hilirisasi industri kelapa sawit Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan yang di dapat merdeka.com, Minggu (2/2).

Disebutkan, penerapan bea keluar progresif menjadikan kelapa sawit penggerak utama agro-industri. Ini bisa mengompensasi penurunan kinerja industri manufaktur domestik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kebijakan bea keluar merupakan bagian dari upaya pemerintah lainnya untuk mendorong hilirisasi industri sawit, yakni pemberian insentif pajak, penyediaan energi dan pembangunan infrastruktur."

Pemerintah, dalam kajian tersebut memuat setidaknya empat dampak positif dari restrukturisasi bea keluar CPO.

Antara lain, utilisasi industri minyak goreng/refinery Indonesia hingga akhir 2012 meningkat menjadi lebih dari 80 persen dari sebelumnya, sekitar 45 persen di 2010.

Kemudian, penambahan kapasitas refinery yang semula 21 juta ton pada 2011 menjadi sekitar 30 juta ton hingga akhir 2012. Diproyeksikan meningkat sampai 45 juta ton pada awal 2014.

Lalu, kapasitas terpasang untuk industri oleochemical dari kelapa sawit naik dari 1.400 ribu ton pada 2011 menjadi 2.200 ribu ton pada 2014. Dan, jumlah investasi di industri hilir kelapa mencapai sekitar USD 860 juta.

DIKUTIP DARI MERDEKA, SENIN, 3 PEBRUARI 2014 

Artikel Terkait