Harga Kopi Tinggi, Spekulan Mainkan Harga
13 Maret 2011
Admin Website
Artikel
3609
Jakarta -
Tingginya harga ekspor kopi saat ini, selain cuaca yang tidak menentu
juga karena para spekulan yang mematok harga tinggi untuk produksi kopi
di dalam negri.
"Pasar banyak spekulasi, banyak yang masang harga lebih tinggi dari harga di luar negeri, para eksportir tidak berani beli," kata Sekjen Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Rahim Kartabrata kepada detikfinance Minggu (13/3/2011).
Menurutnya harga kopi dalam negeri lebih tinggi dari harga luar negri, sebagai imbas untuk menyingkapi kenaikan harga kopi oleh para spekulan.
Rahim mengatakan, harga kopi yang dijual di dalam negri pun terus berubah setiap harinya. Untuk kopi jenis robusta harga pasaran sekitar
Rp18.000-Rp 19.000 per kg, sedangkan untuk arabika harganya bisa mencapai Rp 50.000 lebih per Kg.
"Saya tidak bisa pastikan (harga kopi) karena setiap hari harganya berubah, ini masih pakai harga kemarin," imbuhnya
Menurutnya kondisi daerah penghasil kopi di Sumatra seperti Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung terlalu banyak turun hujan, sehingga produksi kopi
berkurang. Namun, hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, negara lain seperti Kolombia sebagai negara penghasil kopi terkena imbasnya.
"Kalau di Sumatra kebanyakan hujan, di Kolombia malah kepanasan," tegasnya.
"Pasar banyak spekulasi, banyak yang masang harga lebih tinggi dari harga di luar negeri, para eksportir tidak berani beli," kata Sekjen Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Rahim Kartabrata kepada detikfinance Minggu (13/3/2011).
Menurutnya harga kopi dalam negeri lebih tinggi dari harga luar negri, sebagai imbas untuk menyingkapi kenaikan harga kopi oleh para spekulan.
Rahim mengatakan, harga kopi yang dijual di dalam negri pun terus berubah setiap harinya. Untuk kopi jenis robusta harga pasaran sekitar
Rp18.000-Rp 19.000 per kg, sedangkan untuk arabika harganya bisa mencapai Rp 50.000 lebih per Kg.
"Saya tidak bisa pastikan (harga kopi) karena setiap hari harganya berubah, ini masih pakai harga kemarin," imbuhnya
Menurutnya kondisi daerah penghasil kopi di Sumatra seperti Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung terlalu banyak turun hujan, sehingga produksi kopi
berkurang. Namun, hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, negara lain seperti Kolombia sebagai negara penghasil kopi terkena imbasnya.
"Kalau di Sumatra kebanyakan hujan, di Kolombia malah kepanasan," tegasnya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, MINGGU, 13 MARET 2011