SENDAWAR – Harga karet semakin merosot. Nasib petani
karet di Kubar pun semakin kritis. Hingga Minggu (13/3) kemarin, harga
karet berkisar Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu per kilogram (kg). Padahal
seminggu lalu seharga Rp 12 ribu dan sebulan sebelumnya masih sekitar Rp
17 ribu per kg.
“Kami sebagai petani karet sangat kebingungan. Harga karet turun
drastis hingga kini Rp 5 ribu per kg,” kata Liu, warga Kampung Gemuhan
Asa, Kecamatan Barong Tongkok kepada harian ini, Senin (14/3) kemarin.
Dampak dari merosotnya harga karet ini, kata dia, banyak petani di
Kubar terancam mengalami kesulitan ekonomi. Karena hasil penjualan getah
karet ini, digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Di antaranya
petani juga harus membayar kredit sepeda motor dan lainnya.
Terpisah, Ketua Asosiasi Penampung Karet Kubar Rinatang juga mengaku,
bingung atas harga karet. Bahkan yang memusingkan, sejumlah pabrik karet
ada yang belum bisa membeli karet dari Kubar.
“Saya saja, minggu ini hanya mengirimkan 35 ton karet ke pabrik karet
di Surabaya. Dari karet 35 ton itupun, sisa pembelian karet petani
minggu lalu. Padahal, sebelumnya per minggu mengirimkan karet hingga 120
ton,” kata Rinatang.
Dia mengungkapkan, ada beberapa alasan pabrik karet enggan membeli
karet untuk sementara waktu. Di antaranya, karena anjloknya harga karet
dunia disebabkan, krisis di Timur Tengah serta naiknya harga minyak
dunia. “Bahkan, yang tambah pusing informasi dari pabrik, minggu depan
harga karet akan semakin turun lagi,” bebernya.
Dia juga mengaku, telah dihubungi Bupati Kubar Ismael Thomas. Dalam
komunikasi melalui telepon seluler itu, Bupati berharap harga karet bisa
bertahan dan bila perlu dinaikkan lagi, sehingga petani tidak resah.
Namun upaya menaikkan harga karet, kata Rinatang, sangat sulit dilakukan
saat sekarang, karena pabrik karet di Banjarmasin (Kalsel) dan Surabaya
juga sedang melimpah stok karet.
“Mereka (Pabrik, Red.) juga kebingungan harga jual karet ke pasar dunia
juga ada yang belum dibayar oleh pembeli luar negeri. Sementara
permintaan juga berkurang,” ujarnya. Persoalan dari pabrik inilah
menurutnya, akan terus berimbas bagi pembeli karet Kubar dan secara
khusus kepada petani karet.
Rinatang mengatakan, sebenarnya ada upaya untuk membantu petani dengan
membeli karet petani secara keseluruhan dengan harga sekarang. Namun,
yang menjadi persoalan lagi, jika getah karet petani dibeli hingga
menunggu harga pabrik stabil atau naik, dipastikan karet yang
digudangkan di Kubar itu akan terus susut dan akan menimbulkan kerugian.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 15 MARET 2011